SIGLI (Waspada): Hujan yang mengguyur Kabupaten Pidie dan sekitarnya pada Rabu (14/12) malam, menyebabkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Beuah, Kecamatan Delima Kabupaten Pidie tidak mampu menahan debit air. Akibatnya, seluas 500 Ha sawah di Kecamatan Delima teredam banjir luapan.
Penjabat Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto M.SI mengunjungi kawasan banjir akibat luapan DAS Krueng Beuah, Rabu (14/12) siang. Kunjungan orang nomor satu di daerah berjuluk Pang Ulee Buet Ibadat, Pang Ulee Hareukat Meugoe itu didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) H Idhami, M.Si, Camat Delima Karniadi, S.Sos, serta pejabat terkait lainnya. Dalam kunjungan itu, Ir. Wahyudi mengajak seluruh warga untuk terus mewaspadai banjir.
Dia mengungkapkan, banjir tidak hanya merendam persawahan, tetapi juga merendam rumah-rumah penduduk. Kata dia, berdasarkan data dari kecamatan, sebanyak 25 gampong (desa) di Kecamatan Delima yang terdampak banjir luapan tersebut. Selain di Kecamatan Delima, banjir luapan juga melanda Kecamatan Padang Tiji, serta kecamatan Mila.
Dalam kunjungan tersebut, Ir Wahyudi Adisiswanto juga mengutarakan penting bagi pemerintah kabupaten yang dipimpinnya tersebut untuk mengatasi terjadinya banjir luapan di kawasan Delima. Menurut dia, salah satu penyebab terjadinya banjir luapan, disebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai. Karena sungai merupakan kewenangan dari BWS.
Lanjut Dia, maka Pemkab Pidie akan mengajukan pembangunan bantan sungai atau melakukan reboisasi di kawasan perbukitan. “ Jadi ada dua solusi untuk mengatasi banjir, kita akan mencoba ajukan bangunan bantaran sungai Beuah, dan solusi kedua kita reboisasi di atas bukit. Jadi kalau kita lakukan normalisasi, sepertinya sudah berkali-kali namun solusinya itu kurang tepat karena setiap hujan banjir luapan kembali terjadi” katanya (b06)