SIMEULUE (Waspada): Penjabat Bupati Simeulue Ahmadliyah, Sabtu (19/8) siang angkat bicara soal galian C di kabupaten itu.
“Ini harus dilihat secara komprehensif sehingga tidak menghambat pembangunan,” jawab Ahmadliyah saat dijumpai wartawan di Pendopo Bupati Simeulue, Sabtu (19/8) siang.
Katanya untuk hal tersebut memang ada regulasi yang mengaturnya namun di sisi lain masyarakat membutuhkan pembangunan.
“Ok lah untuk kegiatan besar-besar. Bagaimana pula dengan kegiatan desa, jalan ke sawah dan ke kebun serta untuk jalan nelayan. Ini menjadi dilema,” ujarnya dengan nada bertanya.
Dia mencontohkan kendala saat ini mengenai lanjutan pembangunan tambatan perahu di Lasengalu, Teupah Barat, Simeulue.
Katanya satu sisi regulasi, harus diikuti. Sementara itu tambatan perahu hanya 4 meter lagi yang bisa dilewati atau berlabuh perahu nelayan.
“Ini kan jadi masalah, sementara itu sangat perlu untuk masyarakat urat nadi transportasi masyarakat,” jelasnya.
Menyikapi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan Ia mengatakan akan segera duduk dengan pihak Forkompinda.
Di pihak lain sejumlah sopir berharap sangat agar kebijakan pemerintah untuk kemudahan pengambilan timbunan, pasir dan batu.
“Kami ini kerja kan untuk kebutuhan makan bukan untuk kaya. Kemudian kami ambil material juga bukan untuk ratusan ribu kubik atau jutaan seperti perusahaan perusahaan besar,” ungkap Engki.
Lebih lanjut Engki yang juga sebagai Wakil Ketua Persatuan Dump Truk Simeulue (PDTS) mengatakan bahwa yang diinginkan mereka itu bukan dibawa ke luar daerah.
Sekali lagi kata Engki, didampingi Ketua PDTS Simeulue, Suhardi Zebua di Warkop Posko PDTS, supaya segera ada kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Simeulue sehingga mereka bisa kembali bekerja dan tidak was-was. (b26)