TANGERANG SELATAN (Waspada): Massive Online Open Courses atau sering disebut MOOC, kini semakin populer sebagai solusi pembelajaran jarak jauh yang terkendala ruang dan waktu. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) Kementerian Agama (Kemenag) telah menginisiasi program pengembangan MOOC Pintar sejak 202. Hasilnya, 30.168 peserta di tahun pertamanya. Jumlah tersebut mengalami fluktuasi dengan jangkauan hingga 1.332.907 peserta sepanjang tahun 2022-2024.
“Selain jumlah peserta yang banyak, MOOC Pintar juga terbukti mampu mengefisienkan anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Jika dikonversi dengan jumlah peserta pelatihan tatap muka, ini setara dengan 33.622 kelas,” ujar Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) Kementerian Agama (Kemenag), Mastuki saat memberikan sambutan pada selebrasi 2nd Anniversary MOOC Pintar di Ciputat, Kamis (11/7/2024).
“Kini MOOC Pintar telah memiliki 41 jenis pelatihan, yang terdiri dari 30 jenis pelatihan pendidikan dan 11 pelatihan keagamaan,”sambung Mastuki.
Menurut Mastuki, membangun digital awarness dan digital mindset bukan perkara mudah. Sejumlah tantangan internal maupun eksternal kerap menghadang.
“Dalam mengemban tugas tersebut terdapat beberapa tantangan internal maupun eksternal yang dihadapi,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Mastuki, setiap orang dengan berbagai jabatan dan jenjang sedang menjalankan digital leadership atau kepemimpinan digital. Hal tersebut dipantik melalui salah satu program prioritas Kementerian Agama yaitu transformasi digital.
“Dengan adanya program prioritas tersebut, seluruh insan Kementerian Agama harus berada pada resonansi yang sama. Menjadikan transformasi digital sebagai budaya kerja bersama,” ujarnya.
Menurut Mastuki, digital mindset perlu dibangun, dilakukan, dan disosialisasikan secara masif sekaligus diinstitusionalisasi. Sebab jika tidak dilembagakan, maka digital mindset hanya sebatas angan-angan.
“Pelembagaan digitalisasi dimulai sejak peluncuran Digital Learning Center oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tahun 2023. Momen ini menandakan Pusdiklat Tenaga Teknis menjadi lembaga yang berkomitmen untuk terus belajar membangun pembelajaran digital,” katanya.
Ke depan, lanjutnya, pengembangan kompetensi di MOOC Pintar akan diperluas melalui fitur baru yang hadir secara kolaboratif. Jenis layanan tidak hanya pelatihan, tapi juga pengembangan kompetensi lainnya yang berbentuk klinik pengetahuan dan knowledge sharing.
“Inovasi kelembagaan perlu kolaborasi dari berbagai pihak, sebab saat ini bukan lagi zamannya ego sektoral. Selain digital leadership, perlu juga membangun collaborative leadership untuk kemajuan lembaga,” pungkasnya.
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag (Sesban) Arskal Salim GP menyatakan MOOC Pintar merupakan bukti keberhasilan transformasi digital sebagai salah satu program prioritas Kementerian Agama. Dalam kurun waktu dua tahun, telah terjadi perubahan yang signifikan.
Mengutip George Couros, Sesban Arskal mengatakan teknologi tidak bisa menggantikan peran guru; tetapi teknologi di tangan guru yang hebat akan menjadi transformasional. “Hari ini kita sudah melihat transformasi itu muncul, mengubah dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arskal mengatakan bahwa sebelum pandemi, pelatihan dilaksanakan secara klasikal. Dengan metode konvensional tersebut, ada keterbatasan jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya.
“Dulu peserta pelatihan yang bisa mengikuti diklat sangat terbatas. Terjadi antrean yang cukup lama bagi ASN maupun Non ASN Kemenag yang hendak meningkatkan kompetensinya,” katanya.
Tapi sekarang, kata Arskal, dengan adanya MOOC Pintar jumlah peserta pelatihan meningkat dengan signifikan. Berdasarkan data, tercatat 1,3 juta peserta dalam kurun waktu dua tahun.
“Manfaat MOOC Pintar juga terlihat dari efesiensi anggaran pelatihan sebesar 7,4 triliun rupiah. Ini pencapaian yang luar biasa,” ungkapnya.
Menutup sambutan, Arskal mengungkapkan perjalanan MOOC Pintar masih panjang, sesuai dengan cita-cita untuk melakukan transformasi bagi penguatan SDM Kemenag.
“Tujuan akhirnya adalah ASN Kemenag dan masyarakat dapat belajar kapan saja dan di mana saja sepanjang ada jangkauan signal,” pungkasnya.(J02)