MEDAN (Waspada): Buya Dr. Anwar Abbas, selaku Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengingatkan besarnya potensi umat Islam.
Hal itu disampaikannya pada acara Silaturrahim Ulama tokoh, utusan pondok pesantren, dan cendikiawan Muslim di Grand Inna, Jalan Balaikota, Medan, Jumat (30/8).
Ia menyampaikan mengawali dengan pesan penting yang pernah di dengarnya tahun 2008 di Iran, tentang kebangkitan umat Islam akan datang dari Indonesia bukan Timur Tengah atau Iran.
Dalam tausiyahnya, Buya Anwar Abbas mengingatkan bahwa potensi besar umat Islam di Indonesia harus dimanfaatkan.
“Umat Islam yang akan memimpin kebangkitan ini adalah umat Islam Indonesia,” ujarnya dengan tegas.
Beliau juga menggarisbawahi pentingnya menjaga ukhuwah islamiyah antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai dua ormas besar di Indonesia.
“Muhammadiyah banyak di kota, NU banyak di desa. Bayangkan jika kita bersatu,” ungkapnya penuh harapan.
Lebih lanjut, Buya Anwar Abbas menyoroti keberadaan 58 ormas Islam yang bernaung di bawah MUI, namun hingga saat ini umat Islam belum menjadi penentu dalam kebijakan negara.
“Sejak kita merdeka, kita masih dipimpin kelompok nasionalis. Kenapa nasib kita seperti ini, padahal umat Islam berjumlah 95 persen saat kemerdekaan, sekarang tinggal 86 persen,” jelasnya, mengutip data penurunan populasi umat Islam yang cukup signifikan di beberapa daerah.
Ia mengingatkan bahwa di masa Orde Baru, umat Islam berperan besar dalam memberantas komunisme (PKI), namun sayangnya kemudian menjauh dari kekuasaan, sehingga kaum nasionalis kembali mendominasi.
Buya Anwar Abbas juga menyoroti kelemahan umat Islam di bidang ekonomi. “Kita sulit bangkit jika ekonomi umat tidak dibenahi,” tegasnya.
Beliau membandingkan situasi sekarang dengan tahun 1973, di mana pasar-pasar masih banyak dikuasai oleh orang Padang yang memiliki semangat bisnis Islami. Namun kini, meskipun banyak pegawai berjilbab, yang memiliki toko adalah orang non-Muslim.
“Orang Padang sudah berubah. Dulu ditanya ‘apa kerja?’ Sekarang ‘dimana kerja?’” katanya, menggambarkan pergeseran mentalitas dari pengusaha menjadi pekerja.
Lebih lanjut, Buya Anwar Abbas menjelaskan bahwa kelemahan umat Islam di bidang ekonomi disebabkan oleh kurangnya mentalitas pengusaha. “Jika kita ingin menjadi penentu di negeri ini, kita harus menguasai bisnis. Namun, ini hanya bisa dicapai jika kita bersatu dan menguatkan ukhuwah,” sarannya.
Buya Anwar Abbas juga menekankan pentingnya persatuan antarormas Islam dan memperkuat peran MUI sebagai lembaga yang menyatukan umat. “Kita perlu tokoh, namun saat ini sulit mencari tokoh individual. Saatnya kita mengandalkan tokoh institusi seperti MUI,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan, persatuan umat Islam tidak hanya sebatas retorika, tetapi harus diwujudkan dengan silaturahim yang tulus.
Menutup tausiyahnya, Buya Anwar Abbas mengajak umat Islam untuk kembali kepada Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi. “Nasib kita tidak akan berubah jika kita tidak menguasai bisnis dan memupuk persatuan,” pungkasnya.(m22)
Waspada/Anum Saskia
Buya Dr. Anwar Abbas, selaku Wakil Ketua Umum MUI Pusat bersama Ketua Umum MUI Sumut Dr.Maratua Simajuntak dan pengurus saat kegiatan berlangsung.