Scroll Untuk Membaca

AcehHeadlines

1.521 Jiwa Mengungsi Terdampak Banjir Di Aceh Tamiang

1.521 Jiwa Mengungsi Terdampak Banjir Di Aceh Tamiang
Suasana banjir di Kampung Suka Jadi, Kecamatan Karang Baru, Kab Aceh Tamiang, Minggu (13/10). Waspada/Muhammad Hanafiah
Kecil Besar
14px

KUALASIMPANG (Waspada): 1.521 Jiwa warga Aceh Tamiang mengungsi akibat terdampak banjir meluapnya Sungai Tamiang.

Berdasarkan data diperoleh Waspada dari Pusdalops BPBD Aceh Tamiang, Minggu(13/10), banjir sudah menyentuh sejumlah kampung (desa) di 12 kecamatan dan menyebabkan 826 keluarga atau 1.521 jiwa mengungsi.

Pantauan Waspada, akibat warga terdampak banjir mengungsi karena banjir sebagai ekses curah hujan relatif tinggi sehingga meluapnya Sungai Tamiang, Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra menyusuri sejumlah perkampungan untuk memantau dan memastikan keberadaan dapur umum.

“Saya sudah tekankan ke jajaran, jangan sampai ada warga yang tidak tertangani, minimal dapur umum harus tersedia,” tegas Asra kepada Waspada di Posko Penanggulangan warga terdampak banjir di Seruway, Minggu (13/10) sore.

Menurut Asra, persoalan banjir di Aceh Tamiang merupakan masalah klasik yang terus berulang di setiap musim hujan. Namun ia memastikan akar masalah banjir ini hanya satu, yaitu pendangkalan muara.

“Muara sungai kita ada dua, Kuala Pusong Kapal dan Kuala Peunaga. hari ini keduanya sudah dangkal. Di waktu-waktu tertentu, terutama saat sungai surut dan laut juga surut mati, bisa diseberangi dengan jalan kaki,” ungkapnya.

Asra menjelaskan berdasarkan peristiwa yang kerap terjadi, secara berulang, polanya sama, banjir di Aceh Tamiang selalu terjadi ketika laut sedang arus pasang mati dan bersamaan dengan curah dan intensitas hujan di pegunungan Aceh Timur dan Aceh Tenggara serta Gayo Lues sedang tinggi.

“Air dari Aceh Timur dan Aceh Tenggara serta Gayo Luas ini jatuhnya ke sungai kita. Selama laut tidak pasang mati, dipastikan Aceh Tamiang tidak akan banjir karena air langsung terbuang ke laut,” ujar Asra.

Pj. Bupati Aceh Tamiang, Asra memastikan selama muara di Sungai Tamiang tidak dikeruk, maka banjir kiriman dari Aceh Timur dan Aceh Tenggara serta Gayo Lues akan terus merendam Aceh Tamiang.

Suasana banjir di Kampung Landuh, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Minggu (13/10). Waspada/Muhammad Hanafiah

“Saya berharap Pemerintah Aceh bersedia merealisasikan permohonan untuk menormalisasi muara dengan cara pengerukan,” ucapnya.

Asra mengatakan pihaknya sudah berupaya mengatasi banjir dengan berbagai pola. Misalnya, memanfaatkan batang kelapa sawit untuk merekayasa arus sungai agar tidak menghantam tebing, kemudian melibatkan swadaya masyarakat.

Asra mengakui upaya tersebut tidak akan maksimal, karena kondisi muara masih sama. “Tetap saja terjadi banjir karena bibir muara yang berbatasan langsung dengan laut lebih tinggi dari sungai,” ungkapnya.

“Yang perlu menjadi catatan, sederas apapun hujan di Aceh Tamiang tidak akan menyebabkan banjir. Ini hanya terjadi ketika Aceh Timur dan Aceh Tenggara serta Gayo Lues hujan deras dan bersamaan dengan laut pasang mati, sehingga Aceh Tamiang banjir karena Sungai Tamiang meluap,” pungkasnya.(b14)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE