SIGLI (Waspada): 10 unit pintu kedai di Gampong Aron Asan Kumbang, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie ambruk lantaran tergurus banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Tiro, Minggu (22/1) pukul 22:00 WIB.
10 kedai yang amblas ke dalam sungai tersebut, adalah lima pintu kedai milik Pemerintah Gampong Aron Asan Kumbang. Sedangkan lima pintu kedai lainya milik perorangan, yaitu Hasbi Walidi, Murdani, Abdul Wahan alias Syeh dan milik Abdul Mutalib.
Camat Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie, Fauzi Harfa, Senin (23/1) menyampaikan, 10 kedai dimaksud terletak di bantaran DAS Krueng Tiro, persisnya di Jalan Beureunuen-Kembang Tanjong, depan Meunasah Gampong Aron Asan Kumbang. Kedai – kedai itu sudah dibangun lama sekira tahun 90-an.

Ambrolnya bangunan kedai itu kata Fauzi disebabkan air dalam sungai meluap yang menerjang tikungan tebing sungai dari arah Gampong (desa) Jurong Bale serta adanya Rumpun Bambu. Kondisi itu mengakibatkan debit air dalam sungai tinggi dan mengalir deras sehingga mengikis tebing sungai, lalu menyebabkan tanah tempat dibangunnya kedai tersebut amblas bersamaan ambrolnya bangunan kedai.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian materil diperkirakan mencapar Rp500 juta. “ Alhamdulillah sebelum kejadian ini terjadi para pemilik kedai sudah duluan memindahkan barang dagangannya sehingga masyarakat hanya rugi atas bangunannya saja sedangkan barang dagangan dan peralatan lainnya hanya sedikit saja rusak dan dibawa air” kata Fauzi.
Pemerintah Kecamatan Kembang Tanjong, kata Fauzi Harfa sudah sering mengimbau, warga yang memiliki pohon di bantaran sungai dibersihkan agar aliran sungai lancar. Akan tetapi imbauan itu kurang mendapat perhatian dari masyarakat sehingga pada saat tiba musim hujan air dalam sungai meluap hingga mengakibatkan bajir luapan yang menggenangi perkampungan penduduk.

Rumpun Bambu
Sementara itu di Gampong Baro, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie menerjunkan alat berat eskavator untuk membersihkan rumpun bambu yang jatuh melintang dalam sungai, Senin (23/1) pagi.
Derasnya aliran sungai akibat diguyur hujan, membuat menyebabkan erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Baro kian parah. Belasan rumah dan bangunan kedai yang letaknya tidak jauh dari bantaran sungai tersebut terancam amblas. Ditambah dengan hantaman rumpun bambu dan derasnya aliran sungai, membuat tanggul dan jalan di Gampong Lhok Keutapang, amblas. Demikian juga tanggul sungai Pulo Pisang dan badan jalan amles ke dalam sungai.
Kapolsek Pidie Iptu M.Yunus, SH, MH, ditemui Waspada, disela-sela mengamankan evakuasi rumpun bambu di dalam sungai, kawasan Gampong Baro, mengatakan hujan dengan Intensitas sedang dan deras yang berlangsung selama beberapa hari terakhir ini di Kabupaten Pidie, khususnya diwilayah Kecamatan Pidie berdampak Aliran disungai Krueng Baro yang melintas Gampong Baro dan Pulo Pisang naik.
Kata dia, aliran air yang naik ini mengakibatkan rumpun bambu di pinggir sungai roboh. Iptu M.Yunus mengungkapkan pohon bambu yang Rungkat (Roboh-red) menutupi aliran sungai, untuk itu warga dibantu BPBD Pidie, Muspika Kecamatan Pidie diantaranya Polsek dan Koramil Pidie melakuan Netralisasi dengan memotong dan menyingkirkan bambu yang meghalang aliran sungai agar tidak menimbulkan banjir.
Iptu M.Yunus juga melaporkan, selain tumbang rumpun bamboo di Gampong Baro. Banjir luapan sungai juga mengakibatkan tanggul dan jalan di Gampong Lhok Keutapang amblas. Selain itu tanggul dan akses jalan di Gampong Pulo Pisang dilaporkan amblas akibat erosi Sungai Krueng Baro tersebut.

Amatan Waspada, Senin (23/1) badan jalan dan tanggul tang amblas di Gampong Pulo Pisang dan Lhok Keutapan mengalami amblas sekitar 30 meter karena permukaan tanah yang turun tergerus arus Sungai Krueng Baro. Badan jalan juga terlihat tidak aman untuk dilintasi pengendara sebab terjadi keretakan aspal. Selain jalan amblas, bagian turap sungai juga mengalami jebol. Kejadian itu, kata warga, sudah berlangsung berkali-kali, dan dikhawatirkan ketika tidak cepat ditangani akan terjadi luapan air lebih besar ke permukiman warga. “Nanti kalau hujan lagi air sungai meluap terjadi banjir lagi, dan jalan ini akan putus dan menimbulkan korban jiwa dari masyarakat. Karena itu kami sangat berharap PUPR-RI segera menangani tanggul dan jalan yang telah amblas ini agar tidak menimbulkan korban jiwa dari masyarakat lebih besar” tutup Rahmad, (b06)