Scroll Untuk Membaca

AcehKesehatan

12 Kasus Kematian Bayi Ditemukan Di Abdya

Kepala Dinas Kesehatan Abdya Safliati, SST, M.Kes. Kamis (11/7).Waspada/Syafrizal
Kepala Dinas Kesehatan Abdya Safliati, SST, M.Kes. Kamis (11/7).Waspada/Syafrizal
Kecil Besar
14px

BLANGPIDIE (Waspada): Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, terhitung sejak Januari hingga awal bulan Juli 2024, sebanyak 12 kasus kematian bayi dan 2 kasus kematian ibu, ditemukan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Data diterima Waspada.id dari Dinas Kesehatan Abdya Kamis (11/7) diketahui, kasus kematian bayi pertama terjadi pada bulan Januari sebanyak 2 kasus kematian bayi, di Kecamatan Susoh dan Kecamatan Setia (Lhang). Kasus kedua terjadi pada bulan Februari, sebanyak 2 kasus kematian bayi di Sangkalan Susoh. Kasus ketiga bulan Maret, sebanyak 3 kasus kematian bayi di Kecamatan Tangan-tangan dan Kecamatan Lembah Sabil. Kasus keempat bulan Mei, sebanyak 3 kasus kematian bayi di Kecamatan Tangan-Tangan dan Kecamatan Kuala Batee. Kasus kelima bulan Juli, sebanyak 2 kasus kematian bayi di Kecamatan Tangan-Tangan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

12 Kasus Kematian Bayi Ditemukan Di Abdya

IKLAN

Demikian juga, sebanyak 2 kasus kematian ibu juga ditemukan di ‘Nanggroe Breuh Sigupai’, dalam kurun waktu Januari hingga Juni 2024. Kasus pertama pada bulan Februari, sebanyak 1 kasus kematian ibu di Kecamatan Babah Rot. Kasus kedua bulan Juni, sebanyak 1 kasus kematian ibu di Kecamatan Tangan-Tangan. “Kalau tahun 2023 lalu, ada 19 kasus kematian bayi dan 2 kasus kematian ibu,” ungkap Safliati SST M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Abdya.

Safliati juga menyebutkan, penyebab kasus kematian ibu rata-rata hampir sama, phenomia shok sepsis, sesak berat, juga penyakit penyerta. Sedangkan kasus kematian bayi, riwayat kematiannya beragam. Diantaranya, demam, sesak, infeksi paru, RDS dan suspeck HMD, disfagia croup, asfiksia, BBLR, BBLR/asfiksia, penomonia, aspira penomia, BBLR/premature, gagal kardiopumonal, BBLR/suspeck aspirasi, pheuomonic plus dehidrasi sedang plus kejang, lahir mati, chongenital hearth desease, premature, hipotermi dan sepsis dehidrasi berat.

Safliati menekankan kepada para bidan yang bertugas di Abdya khususnya, agar lebih menfokuskan diri pada kesehatan ibu dan bayi. Bidan katanya, memainkan peran yang sangat penting dalam mengurangi kematian ibu dan bayi. “Ibu hamil harus rutin memeriksakan kesehatannya selama mengandung ke dokter atau bidan. Sehingga, jika ada sesuatu yang berjalan tidak semestinya, bisa ditangani sedini mungkin,” tegasnya.

Terakhir Safliati menyampaikan, dalam rangka menekan angka terjadinya kasus kematian ibu dan bayi di Abdya, jajaran Dinas Kesehatan mewacanakan meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dilapangan, terutama bidan yang menolong persalinan, juga dokter Puskesmas, untuk in house training, atau magang di Rumah Sakit Umum Teungku Peukhan Abdya, terkait tata laksana penanganan asfiksia/resusitasi pada bayi, yang menjadi penyebab terbanyak dari kematian bayi.(b21)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE