Scroll Untuk Membaca

Aceh

1,2 Ton Udang Vaname Mati, BUMG Gampong Hilir Tapaktuan Minta Kompensasi Ganti Rugi PLN

1,2 Ton Udang Vaname Mati, BUMG Gampong Hilir Tapaktuan Minta Kompensasi Ganti Rugi PLN
BUMG Maju Jaya Gampong Hilir Tapaktuan meminta kompensasi ganti rugi kepada PLN dampak lampu mati mengakibatkan 1,2 ton udang vaname dikolam BUMG mati. (Waspada.id/Hendrik)
Kecil Besar
14px

TAPAKTUAN (Waspada.id) : Sebanyak 1,2 ton udang vaname milik BUMG Maju Jaya Gampong Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan mati akibat padamnya lampu PLN secara mendadak dalam jangka waktu lama dari pagi sampai malam selama beberapa hari terakhir. Pemilik usaha yang mengaku menanggung rugi puluhan juta rupiah resmi mengajukan kompensasi ganti rugi ke PLN.

Direktur BUMG Maju Jaya, Ismaidi mengatakan, usaha budidaya udang vaname digagas BUMG Maju Jaya Gampong Hilir dalam rangka menyukseskan program ketahanan pangan tahun 2025 melalui kegiatan budidaya udang vaname.

Penaburan benur dilakukan tanggal 18 Juli 2025, saat ini bibit baru berusia 75 hari terpaksa dipanen prematur karena padamnya listrik PLN sejak Senin sore (29/9) tanpa pemberitahuan kapan jam hidup dan kapan jam matinya sehingga persiapan BBM solar untuk genset terlambat dicadangkan.

“Kita sudah berusaha mengantisipasi dengan cara mengantri BBM di SPBU yang dikabarkan masuk tengah malam tapi tak juga mendapatkannya. Disamping itu juga sudah berusaha membeli BBM di pengencer, namun ditengah kondisi listrik padam banyak toko-toko pengencer BBM sudah tutup,” kata Ismaidi kepada Waspada.id dilokasi kolam BUMG, Rabu (1/10/).

Akibat genset tak dapat digunakan karena sulitnya mendapatkan pasokan BBM sementara lampu PLN padam total dari pagi sampai malam selama beberapa hari terakhir mengakibatkan blower dan kincir sebagai pemasok oksigen utama terhadap bibit udang vaname dalam kolam mati total.

“Pasokan oksigen dari blower dan kincir mati total tepat pukul 01.00 WIB dini hari tanggal 1 Oktober 2025 karena tak dapat pasokan BBM untuk mesin genset,” ujarnya.

Ismaidi mengatakan, perencanaan awal sebanyak 100 ribu lebih bibit udang vaname yang ada dikolam akan dipanen sekitar 2 pekan ke depan genap umurnya 90 hari.

Namun akibat padamnya lampu PLN selama beberapa hari terakhir dalam jangka waktu lama memaksa pihaknya harus memanen terpaksa (prematur) udang vaname yang baru berusia 75 hari atau sekitar 2,5 bulan.

“Normalnya hasil panen kami sekitar 1,6 ton, namun akibat panen terpaksa ini hanya dapat 1,2 ton. Kami mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah,” kata Ismaidi.

Atas kerugian matetil yang dialami dampak dari padamnya lampu PLN secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan itu, Pemerintah Gampong Hilir bersama pengurus BUMG Maju Jaya resmi mengajukan kompensasi ganti rugi kepada PT. PLN (persero).

“Surat permohonan kompensasi sedang kami siapkan dengan melampirkan sejumlah bukti visual foto dan video. Kami berharap permohonan kami ini dapat dikabulkan dan ditindaklanjuti,” kata Ismaidi seraya menyatakan, sebagian penghasilan budidaya kolam udang vaname tersebut disetorkan untuk PAD Gampong Hilir Tapaktuan, yang digunakan untuk menunjang program pembangunan gampong setempat.

Sementara itu, Manager PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Rayon Tapaktuan, Erliza saat dikonfirmasi mengaku tak berwenang merespon terkait penyaluran kompensasi karena beralasan lampu mati terjadi diseluruh wilayah Aceh.

“Terkait hal itu silahkan ditanyakan ke kantor Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh karena hal itu ranahnya provinsi dan pusat,” tandasnya. (id85)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE