ACEH TAMIANG (Waspada.id): Di tengah genangan banjir yang belum surut dan duka yang menyelimuti, kerinduan mendalam warga Desa Suka Jadi dan Desa Bundar, Kabupaten Aceh Tamiang, akhirnya terobati. Setelah hampir 18 hari tanpa mendengar suara azan, lantunan panggilan sholat kembali menggema, membawa ketenangan dan harapan baru bagi para korban banjir.
Momen haru itu terjadi saat Gerakan Istiqomah Sedekah (GIS) hadir menyalurkan bantuan kemanusiaan sekaligus mengajak masyarakat melaksanakan sholat berjamaah di lapangan terbuka, Sabtu (13/12/2025). Suara azan yang berkumandang di tengah sisa-sisa banjir seakan menggantikan bunyi hujan dan arus air yang selama berhari-hari menghantui warga.
GIS menyalurkan berbagai bantuan penting, mulai dari pakaian layak pakai, beras, gula, teh, telur, mi instan, makanan siap saji, minuman, perlengkapan bayi, susu bayi, alas tidur, obat-obatan, pembalut, pakaian dalam, hingga air bersih sebanyak 8.000 liter menggunakan satu unit mobil tangki.
Founder GIS, M Exsan Al Aqraby, mengaku tak kuasa menahan haru saat menyaksikan langsung kondisi masyarakat yang terdampak.
“Kami melihat sendiri bagaimana warga bertahan dalam keterbatasan. Banyak rumah rusak, harta benda hanyut, bahkan korban jiwa terus bertambah. Kami merasa harus segera hadir, bukan hanya membawa bantuan, tapi juga semangat dan kekuatan,” ungkapnya.
Ketua Srikandi GIS, Herlinda Chaniago, menambahkan bahwa seluruh bantuan yang disalurkan merupakan titipan amanah dari para dermawan.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah berdonasi. Kami hanya menjadi jembatan kebaikan untuk menyalurkan amanah ini kepada saudara-saudara kita yang sedang diuji,” ujarnya.
Kesaksian paling menyentuh datang dari Chaidir Azhar, salah satu warga terdampak sekaligus tokoh pemuda Aceh Tamiang. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengungkapkan kerinduan warganya terhadap suara azan.
“Selama 18 hari kami tidak mendengar azan. Suara itu selalu memberi ketenangan dan harapan. Terima kasih kepada GIS dan Ruang Literasi Sumatera Utara yang telah hadir dan peduli kepada kami,” tuturnya.

Gerakan Istiqomah Sedekah (GIS) hadir menyalurkan bantuan kemanusiaan sekaligus mengajak masyarakat melaksanakan sholat berjamaah di lapangan terbuka, Sabtu (13/12/2025). Waspada.id/ist
Selain bantuan logistik, GIS juga mengajak warga untuk melaksanakan sholat berjamaah bersama. Bagi masyarakat, kegiatan tersebut menjadi penguat batin di tengah cobaan berat yang mereka alami.
“Kami berharap sholat berjamaah ini menjadi sumber ketenangan dan kekuatan agar masyarakat mampu bangkit menghadapi musibah,” kata M Exsan.
Dalam kegiatan ini, Ruang Literasi Sumatera Utara turut ambil bagian dengan menyediakan buku dan bahan bacaan bagi warga, terutama anak-anak. Founder Ruang Literasi Sumatera Utara, Januari Riki Efendi, menyampaikan bahwa literasi menjadi hiburan positif di tengah situasi bencana.
“Membaca dapat menjadi pelipur lara, membuka wawasan, dan memberi harapan di tengah kondisi sulit,” ujarnya.
Banjir yang melanda wilayah Aceh Tamiang telah menyebabkan kerusakan parah, korban jiwa, serta warga yang masih dinyatakan hilang. Meski demikian, kehadiran relawan, suara azan, dan sholat berjamaah menjadi simbol bahwa harapan belum padam.
GIS menegaskan akan terus menyalurkan bantuan lanjutan hingga masyarakat benar-benar dapat bangkit dan kembali menjalani kehidupan normal.
“Kami akan terus bersama masyarakat sampai mereka berdiri kembali,” pungkas M Exsan. (id06/rel)











