Scroll Untuk Membaca

Aceh

18 Tahun Tsunami Aceh, Masyarakat Larut Dalam Doa Dan Zikir

18 Tahun Tsunami Aceh, Masyarakat Larut Dalam Doa Dan Zikir
Peringatan 18 Gempa dan Tsunami di Aceh yang dilaksanakan di Masjid Baitul Ilmi, Desa Lhok, Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten, Senin (26/12). Waspada/MujiBurrahman
Kecil Besar
14px

NAGAN RAYA (Waspada): Dalam rangka memperingati 18 tahun peristiwa bencana gempa dan tsunami Aceh, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya, melaksanakan doa, Zikir dan ceramah bersama di Masjid Baitul Ilmi, Desa Lhok, Kecamatan Kuala Pesisir, kabupaten setempat, Senin (26/12)

Turut dihadiri pimpinan DPRK, Dandim 0116, Kapolres, Kajari, Ketua PN Suka Makmue, Ketua MS Suka Makmue, Ketua MPU, MAA, MPD, Sekda, Staf Ahli dan Asisten Setdakab, Kepala SKPK, Kepala Kemenag, Pengurus PKK, camat, aparatur desa, juga dihadiri ribuan masyarakat Kabupaten Nagan Raya.

Penjabat (Pj) Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas, AP, S.Sos, M.Si menyampaikan bahwa tragedi musibah gempa tsunami yang terjadi pada Minggu (26/12/2004) lalu merupakan hal yang paling menyedihkan, terutama untuk pribadinya sendiri.

“Jika mengingat gempa dan tsunami Aceh, saya pribadi sangat terpukul. Dimana banyak orang-orang terkasih dan tercinta kita harus hilang ketika tsunami menerjang,” kata Pj Bupati Fitriany.

Fitriany mengungkapkan, tiba-tiba menjadi sangat akrab bagi masyarakat Aceh, bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh dan sebagian negara tetangga benar-benar membuat dunia tersentak dan bahkan sangat berduka.

“Pada saat melihat musibah, kita dilarang berprasangka buruk kepada Allah yang mengatur bumi dan alam semesta ini. Kita yakin semua peristiwa baik kenikmatan maupun bencana yang ada di dunia merupakan ketentuan Allah dan tentunya terkandung banyak hikmah dibalik itu semua,”ungkapnya 

Hari ini, di samping mengenang kembali tsunami 18 tahun yang lalu, ada tsunami yang lebih dahsyat menimpa Aceh, yaitu tsunami moral yang telah menggeser moral remaja dan pemuda ke dalam dekadensi moral, narkoba dan pergaulan bebas.

“Hal ini tidak terlepas dari tanggungjawab kita sebagai orang tua untuk mendidik anak-anak kita di samping juga tanggungjawab pemerintah secara umum,” tutur Fitriany Farhas.

Fitriany menambahkan, ini menjadi konsolidasi untuk membangun kekuatan masyarakat Kabupaten Nagan Raya dalam menghadapi segala fenomena, baik bencana, fenomena alam, musibah non alam berupa wabah, harus dijadikan sebagai pengalaman.

“Sebagai muslim, tidak boleh lupa bahwa resiko bencana akan terhindar dengan jalan memperbaiki perilaku, memelihara alam, dan menjaga kedamaian sesama manusia,”jelas  Pj Bupati Nagan Raya

Dari pantauan Waspada.id, selain doa dan zikir bersama,  juga diisi tausiah dari Dr Abizal M Yati MA, dosen UIN Ar Raniry Banda Aceh. Kemudian, juga dilaksanakan bakti sosial sunat massal untuk santri dan pelajar.(b22)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Ribuan nelayan Lhokseumawe tidak melakuka aktivitas di laut, mengenang 18 tahun musibah gempa dan tsunami Aceh. Waspada/Zainal Abidin
Aceh

LHOKSEUMAWE (Waspada): Ribuan nelayan Lhokseumawe tidak melakuka aktivitas di laut, mengenang 18 tahun musibah gempa dan tsunami Aceh. Para nelayan berkumpul, mendoakan para korban yang meninggal pada 26 Desember 2004…

Sekitar 3.000 jamaah hadir memenuhi ruangan Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon, mengikuti zikir mengenang 18 tahun tsunami, sekaligus memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Senin (26/12). Waspada/ist
Aceh

LHOKSUKON (Waspada): Ribuan jamaah Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon larut dalam zikir dan doa bersama, mengenang 18 tahun musibah tsunami, Senin (26/12). Zikir mengenang tsunami, sekaligus memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad…