Scroll Untuk Membaca

Aceh

19 Tahun Tsunami Aceh, Momentum Tingkatkan Mitigasi Bencana

19 Tahun Tsunami Aceh, Momentum Tingkatkan Mitigasi Bencana
Pj Wali Kota Banda Aceh, Amiruddin, saat menyampaikan sambutan pada acara doa zikir bersama dalam rangka memperingati 19 tahun tsunami Aceh di Lambaro Skep, Selasa (2612). (Waspada/Zafrullah)
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada): Banda Aceh merupakan kota paling terdampak bencana maha dahsyat gempa bumi dan tsunami 2004. Di samping puluhan ribu korban jiwa -terbanyak dibandingkan kawasan lain, 2/3 wilayahnya juga luluh-lantak.

“19 tahun silam, kota kita pernah menjadi ‘kota mati’ dan banyak yang mengira jika Banda Aceh tak akan ‘hidup’ lagi,” ungkap Pj Wali Kota Banda Aceh, Amiruddin, pada acara doa zikir bersama dalam rangka memperingati 19 tahun tsunami Aceh di Lambaro Skep, Selasa (2612).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

19 Tahun Tsunami Aceh, Momentum Tingkatkan Mitigasi Bencana

IKLAN

“Namun berkat rahmat dari Allah SWT, keteguhan warganya, dan dukungan luar biasa dari masyarakat nusantara dan dunia, Banda Aceh mampu bangkit, terus tumbuh dan berkembang menuju salah satu kota maju di Indonesia,” ujarnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk mengheningkan cipta dan melafazkan doa terbaik bagi para syuhada tsunami, “Yang insyaallah kita yakini, kini berada di sisi-Nya, di tempat terbaik bagi hamba pilihan. Sementara kita di dunia fana, masih berjibaku menentukan pilihan -apakah kita bisa berkumpul bersama mereka kelak.”

Menurutnya, peristiwa pilu 2004, mengajarkan banyak hal. Bukan hanya untuk Banda Aceh, Aceh, Indonesia, tapi juga dunia. “Bahwa kita mau tidak mau, harus mampu hidup ‘berdampingan’ dengan bencana, terutama gempa bumi yang dapat memicu tsunami. Apalagi Banda Aceh terletak di antara dua sesar aktif Sumatra saat ini.”

Oleh sebab itu, katanya, mitigasi bencana mutlak diselaraskan dengan setiap sendi pembangunan kota. “Dan yang tak boleh kita abaikan, sosialisasi, edukasi, hingga simulasi penanganan bencana yang berasaskan kearifan lokal, harus terus kita gencarkan, mulai dari setiap tingkat pendidikan hingga masyarakat umum. Tujuan utamanya, agar dampak bencana yang bisa kapan saja terjadi, dapat diminimalkan.”

“Kemudian sembari berikhtiar, mari kita bermunajat agar kota tercinta senantiasa dijauhkan dari segala mara bahaya yang menjauhkan kita dari Sang Pencipta. Bersama kita bangkit lebih kuat, menuju Banda Aceh lebih tangguh. Mari kita bangun budaya/kearifan lokal terhadap mitigasi bencana demi masa depan yang lebih baik,” ujarnya. (b03)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE