BANDAACEH (Waspada): Taman bacaan masyarakat (TBM) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh kembali menjadi bahan riset mahasiswa program studi ilmu perpustakaan (IP) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry (UNIAR).
Sebanyak 25 mahasiswa IP FAH UINAR menyambangi pustaka komunitas RUMAN Aceh yang berada Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. Mereka didampingi Cut Putroe Yuliana, M.IP., dosen pengampu mata kuliah pengembangan koleksi monograf. Mereka diterima oleh Ahmad Arif, Pendiri RUMAN Aceh yang ditemani seorang relawan.
“Tujuan kegiatan mini riset ke RUMAN Aceh adalah untuk mengetahui bagaimana metode pengadaan koleksi di perpustakaan, permasalahan apa saja yang dihadapi dan langkah-langkah untuk memecahkan masalah tersebut yang notabene menuntut kreatifitas dari pengelola perpustakaan”, ujar Putroe saat memperkenalkan para mahasiswa tersebut, kepada pengurus Ruman Aceh, Kamis (10/11/22).
Dari RUMAN Aceh, imbuh Putroe selanjutnya, para mahasiswa bisa mengambil banyak pelajaran. Terlebih lagi mereka baru semester tiga, sehingga bisa menjadikannya sebagai salah satu role model dari praktik (karya nyata) di lapangan dalam hal semangat dan konsistensi.
“RUMAN Aceh bisa menjadi laboratorium hidup program studi ilmu perpustakaan agar bisa mengaplikasikan ilmu seperti proses pengembangan koleksi, pola promosi hingga aspek sosial dari sebuah perpustakaan”, imbuhnya
Sementara itu, Ahmad Arif menjelaskan bahwa secara garis besar, koleksi monograf non digital di pustaka RUMAN Aceh bersumber dari dua. Satu, koleksi pribadi Arif berupa 2000 buku dan 1000 majalah dan jurnal yang menjadi cikal bakal. Kedua, donasi dari berbagai lapisan masyarakat, baik di dalam maupun luar Aceh.
“Adapun donasi masyarakat, polanya ada beberapa. Di antaranya, pertama, dihantarkan ke lapak MIBARA di lapangan Blang Padang yang kita gelar setiap pagi Ahad. Kedua, dihantarkan ke basecamp kita. Ketiga, kita jemput ke rumah atau lokasi penyumbang. Keempat, ditrasnfer sejumlah dana, lalu kita belikan bacaan yang dibutuhkan”, kata Arif.
Karena donasi itu bersifat terbuka, ujar Arif menambahkan, pihaknya tentu tidak bisa menentukan judul yang diterima. Dengan demikian, terkadang ada koleksi bacaan yang disumbangkan itu tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Meski demikian, pihaknya senantiasa menyortir semua sumbangan agar sesuai dengan kearifan lokal Aceh.
“Sejak Juni 2015 hinga Oktober 2022 sudah ada 14 skripsi mahasiswa yang mengangkat beragam sisi RUMAN Aceh. Bahkan, 10 di antaranya adalah perihal taman bacaan masyarakat dengan varian kegiatannya. Semoga menghadirkan manfaat dan barakah bagi semua yang membersamai khidmah sederhana ini”, pungkas Arif tersenyum.(b02)
Teks foto: 25 mahasiswa IP UINAR Banda Aceh melakukan riset mini ke perpustakaan komunitas RUMAN Aceh di markaznya Gampong Punge Blang Cut, Banda Aceh, Kamis (10/11/22). (Waspada/T.Mansursyah)