LHOKSEUMAWE (Waspada): 3.024 ekor sapi dipersiapkan untuk hari meugang di Aceh Utara. Jumlah tersebut diprediksi lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan daging, 1.300 ekor.
Konsumsi daging menyambut Ramadan menjadi tradisi di Aceh. Dari data Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, persiapan sapi dan kerbau untuk hari meugang mencapai 3.024 ekor. Menurut kepala dinas Lilis Indriansyah di Lhokseumawe, Selasa (15/3) persediaan hewan ternak berupa sapi dan kerbau dipastikan mencukupi jelang tradisi meugang bulan suci Ramadan. “Persediaan hewan ternak untuk meugang mencapai 3.024 ekor, sementara kebutuhannya hanya 1.300 ekor,” jelas Kadis.
Lilis Indriansyah mengatakan, hewan ternak sapi dan kerbau berasal dari Aceh Utara. Ternak tersebut merupakan peliharaan warga. Bahkan diantaranya, dari kelompok binaan Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan di sejumlah kecamatan.
Ternak milik warga Aceh Utara, mampu memenuhi kebutuhan daging untuk setiap hari Meugang Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. “Setiap tahunnya, Kabupaten Aceh Utara mengalami surplus atau tidak pernah kekurangan sapi dan kerbau untuk meugang maupun lebaran. Bahkan, Aceh Utara penyuplai hewan ternak untuk kebutuhan daerah-daerah di Aceh,” jelasnya.
Harga daging pada tradisi meugang berkisar Rp150 ribu hingga Rp170 ribu perkilogram. Harga tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa, Rp130 ribu hingga Rp145 ribu perkilogram.
Untuk menjaga agar daging yang dikonsumsi masyarakat aman, pihak dinas melakukan pemeriksaan hewan itu sebelum disembelih. “Dinas terus memastikan daging sapi atau kerbau yang dijual pada tradisi meugang menjelang Hari Raya Idul Fitri aman dikonsumsi,” katanya.
Puluhan Ribu Ekor Unggas
Selain daging sapi, daging ayam dan jenis unggas lainnya juga sering dikonsumsi pada hari meugang. Lilis Indriansyah menyebutkan, persediaan hewan unggas ayam ras dan buras di Aceh Utara menjelang tradisi meugang mencapai 61.949 ekor. Harga mulai Rp40 ribu hingga Rp80 ribu perekor.
Pihak dinas juga telah menurunkan tim dokter hewan dan petugas peternakan di setiap kecamatan, untuk memonitor dan memastikan hewan ternak yang disembelih nanti aman untuk dikonsumsi. “Kami terus mengawasi mulai dari pemeriksaan sebelum pemotongan dan pemeriksaan setelah pemotongan di tempat penjualan daging di pasar tradisional di Kabupaten Aceh Utara,” jelas Lilis Indriansyah kembali.(b08)
