LHOKSEUMAWE (Waspada): Sebanyak 40 orang guru dari Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Selasa (8/11) pagi di Aula Cabang Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe di Jalan Buloh Blang Ara, Cunda, diberikan edukasi untuk tidak panik, pada saat menghadapi musibah kebakaran di sekolah masing-masing.
“Pengalaman yang terjadi selama ini begitu terjadi musibah kebakaran, orang-orang kaget dan panik. Tidak tahu apa yang harus dibuat. Karena itu orang-orang kabur, padahal ada alat atau instrument pemadan kabakaran tersedia di sekolahnya. Inilah yang kita edukasi kepada 40 peserta pelatihan,” sebut Ketua Panitia Pelatihan dan Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran untuk Guru dan Siswa SLTA se Kota Lhokseuamwe dan Kabupaten Aceh Utara, Prof. Dr. M. Sayuti, ST.M.Sc, Selasa (8/11) siang.
Ditanya apakah kegiatan pelatihan dan simulasi kebakaran untuk guru dan siswa itu dianggap penting, Prof Sayuti mengatakan, pelatihan ini malah dirasa sangatlah penting. Pasalnya, di setiap sekolah SLTA sederajat pasti memiliki laboratorium dan di laboratorium itu, memiliki jaringan listrik dan bahan-bahan kimia berbahaya dengan resiko kebakaran cukup tinggi.
“Makanya pada kegiatan pengabdian masyarakat kali ini, Unimal sengaja memilih kegiatan pelatihan dan simulasi tanggap darurat kebakaran. Harapan kita setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, jika terjadi kebakaran, para peserta pelatihan tidak panik dan mengetahui cara-cara menggunakan instrument pemadam kebakaran yang ada di sekolah mereka. Dengan begitu tingkat bahaya dapat diperkecil,” sebut guru besar di Universitas Malikussaleh (Unimal) itu.
Ke 40 peserta Pelatihan dan Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran untuk Guru dan Siswa SLTA itu masing-masing, sebanyak 10 orang guru dan 10 orang siswa berasal dari Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Utara. Kemudian, 10 orang guru dan siswa SLTA dari Cabang Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe.
”Kegiatan ini kita buat dua hari, Selasa-Rabu (8-9/11). Hari pertama pembukaan dan pemberian materi tentang dasar-dasar kebakaran dan pengenalan instrument pemadan kebakaran. Alat-alat pemadam kebakaran berbeda-beda, berbeda jenis api yang timbul maka berbeda racun atau gas yang digunakan untuk memadamkan api. Pada hari ke dua kita melaksanakan kegiatan simulasi cara memadamkan kebakaran,” terang Sayuti.
Kegiatan Pelatihan dan Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran untuk Guru dan Siswa SLTA dibuka oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Prof. Dr. Herman Fithra, ST.,MT.,IPM.,ASEAN.Eng. Dalam sambutannya, orng nomor satu di Unimal itu mengatakan, ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dan rutin dilaksanakan setiap tahun.
“Setiap dosen memiliki tiga tugas utama di kampus yaitu belajar, meneliti dan pengabdian masyarakat. Kegiatan dalam pengabdian masyarakat beraneka ragam. Untuk kali ini kita memilih kegiatan pelatihan dan simulasi tanggap darurat kebakaran untuk guru dan siswa. Aceh merupakan daerah rawan bencana alam dan bencana akibat kelalaian manusia. Nah, untuk hari ini teman-teman dosen dan mahasiswa memberikan edukasi tentang bagaimana menghadapi kalau terjadi bencana kebakaran di sekolah,” sebut Prof Herman Fithra.
Ditanya mengapa pelatihan tersebut diberikan kepada guru dan siswa SLTA, Herman Fithra mengatakan, di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe sudah banyak memiliki SLTA berlantai dua yang hanya dilengkapi satu akses naik dan turun. “Jika terjadi kebakaran di sekolah tersebut, tindakan apa yang harus diambil. Di dalam pelatihan dan simulasi akan diajari cara mamatikan api dan teknik menghilangkang kepanikan,” kata orang nomor satu di Unimal itu. (b07).
FOTO: Rektor Universitas Malikussaleh, Prof. Dr. Herman Fithra, ST.,MT.,IPM.,ASEAN.Eng, Selasa (8/11) pagi membuka kegiatan pelatihan dan Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran untuk Guru dan Siswa SLTA di Aula Cabang Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe. Waspada/Maimun Asnawi