ACEH BESAR (Waspada): 400-an mahasiswa/i Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Abulyatama (Unaya) dari sejumlah program studi mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat.
Pengabdian dalam bentuk pelatihan tajhiz mayat (mengurusi jenazah sejak menyiapkan, memandikan, menshalatkan dan membawa ke kubur hingga menguburkan) diberikan kepada sejumlah siswa SMA/MA dan SMP/MTsN di Banda Aceh dan Aceh Besar, Kamis (25/7).
Rilis Dekan Fekis Unaya, Dr. Lensoni, Senin (29/7) ditulis, kegiatan ini bagian dari tuntutan Tridarma Perguruan Tinggi. Sejumlah dosen terkait ikut sebagai pendampingan.
Tujuan kegiatan ini memberikan edukasi dan pemahaman yang mendalam, terutama bagi remaja tentang pelaksanaan fardhu kifayah.
Dipilih persoalan fardhu kifayah setelah sejumlah mahasiswa terkait melakukan observasi, wawancara dengan sejumlah tokoh masyarakat jika di beberapa desa di sana butuh pelatihan, pembinaan fardhu kifayah.
Dikatakan, hasil observasi dan studi awal ke beberapa desa diyakini orang yang mampu melaksanakan fardhu kifayah sangat minim dan terbatas.
“Menjadi problem di masyarakat, bahkan sebagian desa harus mencari orang untuk melaksanakan proses fardhu kifayah ke desa lain ketika ada warga meninggal,” tulis Lensoni menambahkan, fakta ini menjadi tolok ukur tersendiri bagi Fikes Unaya untuk melaksanakan program pelatihan tajhiz mayat di sekolah.
Koordinator kegiatan, Dr. Reza Kurniawan, MA, MKM mengatakan, pelatihan kepada remaja karena remaja sebagai ujung tombak yang berhadapan langsung dengan masyarakat.
Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta bisa menjadi perpanjangan tangan dari Fikes Unaya melakukan pelatihan serupa di masyarakat tempat desa mereka berada.
Diakui, kegiatan pelatihan tajhiz mayat ini mendapatkan respon sangat positif, bukan saja dari siswa dan dewan guru, tetapi juga pengelola sekolah.
Sistem pelatihan, antara lain berupa pemberian kuesioner untuk melihat kemampuan siswa pra dan pasca pelatihan terkait cara memandikan, mewudukkan, mengkafani hingga menshalatkan.
Diharapkan kegiatan ini dilaksanakan berkesinambungan dan menjadi agenda tahunan, mengantisipasi kelangkaan tenaga tajhiz mayat di desa-desa. (b17)