LHOKSEUMAWE (Waspada.id): Kantor Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Lhokseumawe menyatakan Kota Lhokseumawe berstatus tanggap darurat, menyusul data terbaru sebanyak 68 desa di empat kecamatan dilanda kepungan banjir dan ribuan jiwa mengungsi di sejumlah titik yang terus berkembang.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kominfo Kota Lhokseumawe Taruna Putra Satya, Kamis (27/11), terkait situasi dan kondisi bencana banjir disertai curah hujan yang tak kunjung kurang.

Taruna mengatakan Pemerintah Kota Lhokseumawe menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana akibat banjir yang melanda hampir seluruh wilayah kota.
Intensitas curah hujan ekstrem sejak beberapa hari terakhir juga menyebabkan meluapnya beberapa aliran sungai dan menggenangi 68 desa di empat kecamatan. Kondisi ini mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi, dengan titik pengungsian yang terus berkembang.
Taruna menyebutkan terdapat sebaran lokasi terdampak banjir dan titik pengungsian:
- Kecamatan Blang Mangat meliputi Desa Mane Kareung, Rayeuk Kareung, Blang Cut, Mesjid Punteut, Ulee Blang Mane, Tunong dan Baloi.
- Kecamatan Muara Dua meliputi Meunasah Alue, Panggoi, Meunasah Manyang, Meunasah Blang, Blang Cruem, Cut Mamplam, Meunasah Mesjid, Meunasah Mee dan Uteun Kot.
- Kecamatan Banda Sakti meliputi Desa Ujong Blang, Lancang Garam, Simpang Empat, Teumpok Teungoh, Gampong Jawa, Gampong Jawa Baru, Hagu Teungoh dan Hagu Selatan.
- Kecamatan Muara Satu meliputi Desa Ujong Pacu, Cot Trieng, dan Batuphat Barat

Waspada.id/Zainuddin Abdullah
Taruna menerangkan Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui0 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI–Polri dan unsur terkait telah melakukan evakuasi warga dari lokasi yang terdampak banjir parah.
Pembukaan Posko Informasi dan Pengaduan Bencana di lantai satu Kantor Wali Kota Lhokseumawe.
Taruna menegaskan hingga saat ini Pemko Lhokseumawe terus berkoordinasi agar penyaluran bantuan logistik, makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan darurat lain dapat terpenuhi.
Selain itu, Wali Kota Lhokseumawe Dr. Sayuti Abubakar, SH MH juga turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi banjir dan memastikan layanan penanganan darurat berjalan optimal.

Pemerintah Kota Lhokseumawe mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan. Kemudian menghindari kawasan rawan banjir dan longsor, mengamankan dokumen penting serta barang berharga, dan terus mengikuti informasi resmi dari Pemerintah Kota melalui kanal komunikasi yang tersedia.
Taruna menjelaskan masa status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Alam berlangsung selama 16 hari, 26 November – 11 Desember 2025 dan dapat diperpanjang apabila diperlukan. (Id72)












