IDI (Waspada): Seiring musim penghujan yang terus mengguyur sepanjang bulan Oktober hingga November, petani tadah hujan di Kabupaten Aceh Timur, mulai turun sawah. Ribuan hektar sawah tadah hujan kini mulai ditanami bibit padi.
Petani tadah hujan diantaranya tersebar di Kecamatan Julok, Nurussalam, Darul Falah, Darul Aman, Idi Rayeuk, Idi Timur, Peureulak Barat, Peureulak Timur, Sungai Raya, Birem Bayeun dan Ranto Selamat. Total keseluruhan sawah tadah hujan mencapai 8.266 hektar. Angka tersebut separuh dari luas lahan di daerah penghasil ikan tongkol itu.
Sementara itu, sebagian petani yang memiliki jaringan irigasi dapat menyesuaikan musim taman, bahkan saat ini sedang melakukan panen, seperti Peureulak, Ranto Peureulak, Banda Alam dan Idi Tunong.
“Sawah tadah hujan saat ini sedang musim tanam. Tapi untuk sebagian petani sawah yang memiliki jaringan irigasi sedang melakukan panen,” kata Ihsan, petani sawah tadah hujan di Aceh Timur, kepada Waspada, Kamis (24/11).
Dia mengaku turun sawah ini mengalami keterlambatan, karena sawahnya dilanda banjir dan surutnya sedikit lebih lama dari tahun lalu. “Banjir tiga kali, biasanya bulan Oktober sudah selesai musim tanam,” kata Ihsan.
Agar petani bisa menyesuaikan musim tanam, Ihsan berharap pemerintah segera merampungkan pembangunan irigasi sayap kanan di Aceh Utara, sehingga sejumlah kecamatan nantinya memiliki jaringan irigasi, seperti Pante Bidari, Julok, Nurussalam dan Darul Aman.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Aceh Timur, Masri, terpisah mengatakan, luas sawah tadah hujan di daerahnya mencapai 8.266 hektar dari total luas sawah 16.467 hektar.
“Ribuan hektar sawah tadah hujan masih berharap memiliki jaringan irigasi, sehingga nantinya hasil panen di Aceh Timur, memuaskan,” kata Masri.
Dia juga berharap, proyek pembangunan jaringan irigasi yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) segera selesai di Aceh Utara, sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan masyarakat khususnya petani sawah tadah hujan di Aceh Timur.
“Jika jaringan irigasi selesai, maka sebagian sawah tadah hujan di beberapa kecamatan dapat terairi dan tentu produktivitas sawah juga meningkat, sehingga petani juga bisa menanam tiga kali dalam setahun,” demikian Masri. (b11).