BANDA ACEH (Waspada.id): Bencana banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Aceh menimbulkan dampak kerugian luar biasa pada sektor pertanian, di mana 89.582 hektare lahan sawah dilaporkan terdampak.
Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh saat ini tengah berupaya maksimal untuk melakukan rehabilitasi lahan yang rusak parah dan mengusahakan bantuan benih bagi petani yang lahannya masih bisa ditanami kembali.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP, dalam keterangannya di Banda Aceh, Senin (21/12).
Menurutnya, data kerusakan ini telah disampaikan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Cut Huzaimah menyebutkan bahwa Irjen Kementan, telah menerima dan menyatakan hal ini akan menjadi perhatian serius kementerian.
Untuk lahan yang masih dapat ditanami, Kementan berencana membantu dengan bantuan benih.
Sementara itu, untuk lahan yang tidak bisa ditanami lagi karena tertutup lumpur, pihaknya mengupayakan program rehabilitasi lahan sawah dampak bencana.
“Untuk lahan yang tidak bisa ditanami lagi, kita sedang mengupayakan untuk rehabilitasi lahan sawah dampak bencana. Di sana ada program itu, yang sekaligus sawah-sawah yang terdampak tsunami dulu,” ungkapnya.
Proses rehabilitasi diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama, bergantung pada beratnya dampak.
“Proses rehabilitasi akan memakan waktu tergantung dari beratnya dampak. Kalau ini kita lihat sudah mirip dengan cetak sawah baru, karena dalam keadaan datar semua. Rehab rekon ini butuh waktu enam bulan,” pungkas Cut Huzaimah. (id65)











