ACEH UTARA (Waspada): Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, H Jamaluddin, S.Sos.,M.Pd kepada Waspada, Senin (7/11) siang menyebutkan, Sabtu (5/11) pagi, sebanyak 98 orang guru penggerak mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA dan SMK menggelar kegiatan panen hasil karya di SMP Negeri 1 Syamtalira Bayu, Aceh Utara. Seluruh hasil karya yang mereka hasilkan, selama 9 bulan belajar dipajang di beberapa stand di sekolah tersebut.
Dalam kegiatan panen hasil karya yang berlangsung di SMP Negeri 1 Syamtalira Bayu, 98 guru penggerak angkatan IV memamerkan hasil karya metode pembelajaran yang mereka dapatkan selama 9 bulan belajar, hingga pada pembuatan aneka kue tradisional.
“Ada banyak jenis kue yang mereka pamerkan kemarin, termasuk kue tradional Aceh. Selain itu pastinya mereka memamerkan metode pembelajaran yang mereka hasilkan selama 9 bulan belajar dan bergabung dalam guru penggerak,” sebut Jamaluddin.
Kata Jamaluddin, total jumlaj guru penggerak di Kabupaten Aceh Utar saat ini telah mencapai 219 orang dengan rincian pada tahun 2020 lulus sebanyak 68 orang, kemudin pada tahap II sebanyak 17 orang. Lalu pada tahap ke tig kosong (tidak ada pendaftar), baru pada tahap ke IV jumlah guru penggerak yang lulus sebanyak 98 orang dan sebanyak 36 guru penggerak yang belum diwisuda dan masih dalam loka orientasi.
“Ini merupakan program prioritas daripada Kemendikbud bagian daripada pemulihan pendidikan, pemulihan SDM. Program guru penggerak ini adalah sebuah paradigma baru dalam rangka mewujudkan merdeka belajar. Karena itu, seluruh satuan pendidikan harus bergerak untuk mewujudkan profil Pancasila. Ada banyak sekali keunggulan dalam kurikulum belajar ini, salah satunya yaitu setiap siswa diberikan kebebasan dalam belajar. Sehingga dalam kurikulum ini tidk ada anak yang bodoh yang ada adalah anak dengan potensi dan kelebihan mereka masing-masing,” terang Jamaluddin.
Setelah ini, 98 guru penggerak tersebut masih harus mengikuti dua loka karya lagi dalam bentuk seminar. “Kemarin itu merupakan loka karya ke 7 yang mereka belajar selama 9 bulan. Dalam kegiatan hasil panen karya kemarin mereka memamerkan aksi nyata dan proyek P5. Adanya profil belajar Pancasila dan itu kebhinekaan,” katanya.
Jamaluddin berharap, dengan adanya program guru penggerak, wajah pendidikan di Kabupaten Aceh Utara semakin bagus. Untuk itu, kata Jamal, pihaknya membutuhkan dukungan semua pihak agar program ini terus berjalan dengan baik. Jamal juga berharap semua pihak mau terlibat langsung dalam mengawal agar terciptanya pendidikan yang lebih baik.
“Kami dari Kabupaten Aceh Utara menyahuti dengan baik program Pemerintah Pusat yaitu terkait peningkatan mutu pendidikan dengan biaya murah. Dengan berlakunya Kurukulim Merdeka Belajar semua guru diharuskan belajar dan menguasai IT dengan baik. Tidak jamannya lagi proses belajar mengajar berlangsung secara manual. Paradigmanya sudah berubah. Pergerakan perkembangan pendidikan terus bergerak secara dinamis,” sebut H Jamaluddin, S.Sos.,M.Pd.
Terkait hal di atas, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Aceh, Teti Wahyuni kepada Waspada menjelaskan, manfaat yang dia lihat langsung dari program guru penggerak adalah mampu merubah pola piker para guru. Selama ini, mohon maaf, sebut Teti Wahyuni, ada sebagian guru belum bertanggungjawab maksimal dalam pendidikan.
Namun dengan adanya program guru penggerak, maka dari mereka kita bisa mendengarkan berbagai testimony. Dalam testimoni mereka bercerita, bahwa mereka lebih bertanggungjawab dalam dunia pendidikan. Para guru dalam Program Guru Penggerak mengaku lebih peduli kepada siswanya. Dan para guru penggerak semakin dekat dan semakin takut dengan Allah SWT.
“Moral lebih terbina dengan adanya Program Guru Penggerak ini. Kalau dulu seperti yang kita lihat, ada guru yang tega menzalimi anak didik mereka sendiri. Tapi dengan Program Guru Penggerak, etika, akhlak guru dan siswa sama-sama terperbaiki,” katanya.
Menjawab Waspada, Teti Wahyuni menyebutkan, proses perekrutan guru penggerak super ketat mulai dari pengisian pertanyaan esai hingga pada menceritakan berbagai pengalaman belajar mereka. Lalu ada tes mengajar dan tes wawancara. Dalam tes wawancara yang ditanyakan hanya sebatas pengalaman-pengalaman mereka dan bukan pemahaman materi pelajaran.
“Setelah lulus dalam berbagai tes tadi, mereka calon guru penggerak diwajibkan untuk mengikuti pendidikan selama 6 bulan. Dalam pendidikan itu, para calon guru penggerak diminta untuk aksi nyata tentang metode pembelajaran apa saja yang sudah mereka temukan selama belajar. Nah, dalam panen hasil karya yang berlangsung di SMP Negeri I Syamtalira Bayu adalah memamerkan hasil karya mereka, apakah itu tentang metode pembelajaran atau apapun itu yang berguna bagi peningkatan mutu pndidikan,” sebut Teti Wahyuni. (b07).
Teks foto: Pj Bupati Aceh Utara, Azwardi Abdullah yang diwakili oleh Asisten III, Adami memperlihatkan sayur mayur hasil aksi nyata para guru penggerak angkatan ke-IV kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara, H Jamaluddin dan kepada Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Aceh, Teti Wahyuni, Sabtu (5/11) siang di SMP Negeri I Syamtalira Bayu. Waspada/Maimun Asnawi