ACEH UTARA (Waspada.id): Sejak lima tahun terakhir, Gampong Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara dikikis abrasi hingga terjadi penyusutan lahan.
Sepanjang 2 km lahan gampong (desa) tersebut hilang dan juga 38 unit rumah hancur dihempas gelombang. Pun demikian, peristiwa ini tidak menjadi perhatian serius Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil alias Ayah Wa.
Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa ada penanganan, maka dipastikan, abrasi akan menjadi semakin parah. Saat ini, jika terjadi air pasang, gelombang laut pecah di depan halaman rumah warga yang berada di sepanjang pantai tersebut.
Masyarakat yang tinggal di sepanjang garis pantai itu setiap hari dalam kegelisahan, karena kapan saja rumah mereka bisa rubuh. Apalagi, mulai bulan Juli, Agustus hingga Desember gelombang laut dinilai besar karena musim barat dan pasang purnama.
Informasi parahnya abrasi di sepanjang pantai Gampong Lhok Puuk telah viral di berbagai media sosial, namun tidak ada langkah serius Pemerintah Aceh Utara untuk mencari solusi agar rasa was-was yang dialami masyarakat di sana berkurang.
“Mereka (bupati dan dinas) datang ke tempat kami, selain hanya melihat-lihat juga memasang 1000 karung geobag yang dipasang secara bergotong royong dengan masyarakat, tapi geobag itupun telah diseret ombak,” kata Geusyiek Gampong Lhok Puuk, Bakhtiar, Minggu (27/7) siang kepada Waspada.id.

Yang sangat dibutuhkan saat ini, kata Bakhtiar, yaitu upaya serius Pemkab Aceh Utara dalam melakukan penyelamatan masyarakat yang telah kehilangan rumah dan yang rumahnya terancam abrasi, dengan cara merelokasi mereka ke tempat yang baru.
“Baru setelah itu mencari solusi untuk mencegah abrasi menjadi lebih parah dengan cara memasang batu pemecah ombak atau apapun itu namanya. Tapi untuk sementara waktu, selamatkan dulu masyarakat. Untuk apa gampong kalau rakyatnya sudah tidak ada,” kata Bakhtiar lagi.
Slogan Aceh Utara bangkit, kata Bakhtiar merupakan slogan yang mampu menimbulkan semangat pemimpin dalam membangun Kabupaten Aceh Utara. “Tapi jangan sampai, Aceh Utara bangkit, Gampong Lhok Puuk tenggelam,” katanya.
Dia menambahkan, saat mendengar yel-yel Aceh Utara bangkit di seluruh penjuru, seolah-olah, kabupaten yang berada dalam wilayah Samudera Pasai ini telah terbang tinggi sampai ke awan. Padahal, kata Bakhtiar, jerami saja tidak mampu untuk diterbangkan.
“Bantu kami Ayah Wa. Lahan gampong kami semakin hari makin menyusut dan seluruh infrastruktur gampong ikut rusak, ekosistem rusak, masyarakat nelayan terancam kehilangan mata pencaharian. Hidup Aceh Utara bangkit,” kata Bakhtiar. (b07)