LANGSA (Waspada): Adat memang bukan syariat, dalam pengamalannya juga terdapat perbedaan.
Syariat harus dijalankan tanpa kecuali, karena dia perintah Allah SWT yang berpahala saat dilaksanakan dan berdosa jika ditinggalkan.
Sedangkan adat atau budaya adalah hasil ciptaan manusia, boleh dilaksanakan boleh juga ditinggalkan. Dosa dan pahala akan diterima tergantung dengan cara mengamalkan dan meninggalkannya.
Demikian antara lain pesan yang disampaikan Tgk Maskur, Pimpinan Dayah FMA Attasi’ Gampong Simpang Lhèe, Kecamatan Langsa Barat, saat memberi tausiah adat dalam acara rapat rutin pengurus MAA Kota Langsa, Jumat (14/4) di kantor MAA setempat.

Menurutnya adat yang benar harus dijalankan sesuai dengan syariat, jika melenceng adat sangat berpotensi menyeret pelakunya ke neraka.
Contohnya adat yang menjurus ke perbuatan syirik seperti memuji dan memuja selain Allah, maka pelakunya tergolong ke dalam murtad, dan dosanya itu tak terampuni kecuali dengan tobat nasuha.
Sementara adat yang baik meskipun bukan syariat jika ikhlas diamalkan dia akan menjadi tiket untuk masuk surga, demikian katanya.
Contohnya seorang istri yang mencuci baju, memasak, dan berbuat hal-hal lain untuk berbakti kepada suaminya, itu adalah adat yang baik bukan kewajiban dalam syariat, tapi jika dilaksanakan dengan ikhlas karena Allah bisa menjadi tiket masuk surga, ujar Tgk Maskur. (b12)