Aceh

Akademic Partner Batch IV IAIN, MPU Dan PWI Langsa, Sinergi Menjaga Umat Di Era Digital

Akademic Partner Batch IV IAIN, MPU Dan PWI Langsa, Sinergi Menjaga Umat Di Era Digital
Kegiatan Academic Partner IV, IAIN Langsa kerjasama dengan MPU dan PWI Kota Langsa, di Aula Kantor MPU setempat, Selasa (11/11).
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada.id): Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa kembali adakan Program Academic Partner IV, kerjasama dengan Majelis Permusyawaratan Ulama(MPU) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Langsa, di Aula Kantor MPU setempat Selasa (11/11).

Amatan Waspada,id, kedatangan Rektor IAIN Langsa, Prof. Ismail Fahmi Nasution, disambut hangat oleh Ketua MPU Tgk Salahuddin Muhammad serta anggota dan jajarannya disambut hangat dengan prosesi Peusijuek (Tepung Tawar) tradisi adat Aceh untuk memberikan doa dan restu memuliakan tamu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Wakil Rektor I, IAIN Langsa, Dr Amiruddin Yahya Azzawy MA mengawali pertemuan itu mengatakan, Program Academic Partner merupakan salah satu program gagasan Kampus IAIN Langsa bekerjasama PWI Langsa begitu juga MPU Kota untuk bersinergi sebagai membuka wawasan serta penggalian ilmu ilmu pengetahuan dan lainnya.

“Insyaallah, kegiatan ini akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan berkolaborasi dengan semua pihak menggandeng lembaga-lembaga lainnya yang ada di Kota Langsa,” sebut Dr Emi, sapan akrab Amiruddin Yahya.

Selanjutnya, Ketua MPU Kota Langsa, Tgk H Salahuddin Muhammad selaku pemateri pertama, mengungkapkan tanpa didasari ilmu pengetahuan yang cukup, penggunaan teknologi digital dapat menjadi kontraproduktif atau bahkan merusak.

“Digital sangat membahayakan, seperti pisau dan korek bila dipergunakan oleh anak anak kita. Jika saat menggunakan tidak bijak maka membahayakan seisi rumah,” paparnya

Abati sapaan Tgk Salahuddin melanjutkan, jika kita tidak bisa memanfaatkan digital dengan baik maka kita akan hancur, berita hoax dan maksiat. Apalagi saat ini di Aceh sering kita lihat pagai mana orang-orang membuat konten-konten untuk memicu hal-hal yang tidak kita inginkan.

“Kami di dayah-dayah, anak-anak yang belum tujuh tahun mondok kami tidak izinkan menggunakan handphone,” tutur Abati

Sedangkan pemateri kedua, Rektor IAIN Langsa, Prof Dr. H Ismail Fahmi Arrauf Nasution MA, menegaskan, perjuangan digitalisasi ada dua hal yang penting dan menjadi ruh adalah iman dan ilmu dapat ditafsirkan sebagai pandangan filosofis yang menekankan pentingnya landasan etis/moral (iman) dan pengetahuan teknis (ilmu) dalam mengimplementasikan digitalisasi secara efektif dan bertanggung jawab.

Lanjutnya, kita sangat khawatir anak-anak masa kini tergantung pada handphone yang tidak beraturan dan bebas bermedia sosial. Apabila tidak dibekali iman dan ilmu tunggulah saatnya akan kehancuran.

Di kampus ada mata kuliah digitalisasi agar mahasiswa dibekali filter mana yang baik dan buruk penggunaan media sosial. Ada enam ribu lebih mahasiswa saat ini, bahkan ada kelompok tertentu gunakan media sosial menjadi ladang dakwah dan ini yang kita bekali terus.

Sambung Prof Ismail Fahmi Arrauf, merawat akal kita ini kritis, tugas kita bersama ulama mendudukan iman dan ilmu harus kokoh. IAIN Langsa tidak hanya mengajarkan ilmu juga mengajarkan iman dan akhlak bagi para penerus bangsa ini.

“Jangankan anak-anak kita ketergantungan dengan handphone kita saja sudah bergantung, makanya gunakan handphone dengan baik dan bijak,” terangnya.

Meskipun tugas kami tidak begitu berat seperti ulama, sambungnya, namun ini ikhtiar kecil kami untuk berbuat yang terbaik demi mahasiswa maupun masyarakat Langsa dalam memperoleh pendidikan. Apa bila Media Digitalisasi dipegang oleh orang berilmu dan beriman tentu akan bermanfaat.

Sementara sesi terakhir Ketua PWI Kota Langsa, Putra Zulfirman, menyatakan meskipun kami tidak bisa berdakwah, namun kami bisa menukilkan sebuah berita dan ini juga termasuk dakwah, ujarnya yang piawai membawa suasana dari ketegangan menjadi humoris itu dengan materi ‘Penguatan Dakwah Lewat Media Digital’.

Menurutnya, era teknologi telah menghantarkan manusia pada taraf hidup canggih. Akan tetapi, teknologi yang berkembang pesat kerap disalahgunakan sehingga menjadi persoalan sosial di tengah masyarakat.

Karenanya, perlu berbagai upaya untuk menjaga kehidupan sosial masyarakat agar tidak terjerat dampak negatif dari dunia digital yang kian merebak. “Sinergi antara perguruan tinggi, lembaga keumatan seperti MPU dan PWI dapat merumuskan sejumlah strategi, dalam menjaga umat diera digital,” terang Putra. (Id75)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE