SINGKIL (Waspada): Abrasi pantai di pesisir pantai Desa Pulo Sarok Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil kian hari kian meresahkan. Sebab, akibat terjangan ombak menyebabkan bibir pantai tergerus hingga menyebabkan bangunan gedung bertingkat milik warga roboh.
Di samping itu, akibat abrasi pantai yang telah berlangsung sejak 6 tahun terakhir itu, pondok-pondok pedagang juga sempat roboh dan dipindahkan beberapa kali.
Termasuk tanaman pohon cemara serta pohon kelapa yang sengaja ditanam pedagang juga, satu persatu roboh, hingga mencapai puluhan batang akibat tergerus abrasi.

Salah satu pedagang yang berada di bibir Pantai Pulo Sarok H Ismail Saleh Lubis yang dikonfirmasi Waspada.id, Rabu (30/8) mengungkapkan, abrasi ini terjadi disebabkan jebolnya tanggul penahan ombak yang berada persis di samping Pelabuhan Penyeberangan Fery Singkil.
Akibatnya sepanjang sekitar 600 meter bibir pantai ke arah barat Pelabuhan Syahbandar terus tergerus ombak, dan sudah mengikis sekitar 80 meter bibir pantai persis dibelakang warung Wisata Danau Belibis (WDB) miliknya.
“Sudah ada sekitar 80 meter abrasi pantai yang menggerus lahan masyarakat disini. Senin kemarin bangunan permanen bertingkat milik Sulaiman juga roboh,” kata H Ismail salah satu pengelola Wisata Danau Belibis (WDB) di Pulo Sarok Singkil.
Abrasi pantai ini mulai menggerus lahan warga sejak 6 tahun terakhir. Sudah banyak tanaman kelapa yang roboh, termasuk pondok-pondok santai pengunjung juga hancur.
Untuk mengantisipasi gelombak ombak ini, Ismail mengaku terpaksa memancangkan ratusan batang kayu dameli untuk menghadang terjangan ombak laut tersebut, yang telah menghabiskan biaya mencapai Rp20 juta.
Jika terus dibiarkan dikhawatirkan bibir pantai akan semakin menggerus ke daratan dan bakal mengancam dan merusak fasilitas umum.
Ismail berharap agar Pemkab Aceh Singkil bisa segera melakukan kordinasi intens ke Dinas Provinsi Aceh maupun Pusat, agar bisa segera menangani ancaman abrasi yang kian mengkhawatirkan itu, harap Ismail. (B25).












