KUTACANE (Waspada): H. Ali Basrah, S. Pd, MM Ketua Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengaku sedih setelah melihat langsung kondisi para korban yang terdampak banjir saat ini di Aceh Tenggara.
“Pasalnya, rumah-rumah warga masih digenangi air, tanah lumpur masih menumpuk, demikian juga halnya kayu-kayu gelondomgan serta bebatuan masih juga menumpuk di seputaran lokasi pasca banjir, bahkan mirisnya sebagian warga tidak memiliki tempat tinggal lagil,” kata H. Ali Basrah mantan Wakil Bupati Aceh Tenggara kepada Waspada.id, di Caffe Senine, Jumat (24/11) sore.
Menurutnya, bencana yang terjadi saat ini di Agara bukanlah bencana yang biasa yang bisa ditangani Pemkab setempat karena peristiwa hari ini bukan skala daerah akan melainkan sudah skala provinsi.
Ali Basrah menjelaskan kurang lebih ada 90 desa di Agara yang sangat memprihatinkan akibat banjir yang secara berketerusan. Akibat banjir ini, kata Ali Basrah, selain merenggut dua nyawa, juga banyak rumah warga yang sudah hanyut, rata dengan tanah dan digenangi air dan lumpur.
Selain itu, banyak infrastruktur yang rusak seperti jalan dan sekolah. Saat ini yang paling parah, bahkan proses belajar mengajar terpaksa dihentikan akibat rusaknya bangunan sekolah yaitu, SMA N 1 Bambel, yang terletak di Desa Rikit Bur, Kecamatan Bukit Tusam, Aceh Tenggara. Di desa tersebut, juga sangat sulit untuk mendapatkan air bersih dan sangat tidak memungkinkan dibangun posko karena sampai detik ini masih terjadi banjir.
“Terpaksa, masyarakat untuk sementara waktu mengungsi di tempat saudara dulu, walaupun, di lokasi tersebut sudah didirikan dapur umum, akan tetapi stok bahan pokok masih terbatas,” sebutnya.
Alasan itu, Ali Basrah, meminta Pj Gubernur Aceh untuk turun langsung dan meninjau kondisi Agara saat ini.
Paling tidak, kata Ali Basrah, Pj Gubernur sesegera mungkin memerintahkan dinas terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Dinas Sosial Aceh, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh dan dinas lainnya untuk turun langsung ke lokasi.

“Kami dari Forum Besar (Forbes) Aceh, Daerah Pemilihan (Dapil) 8 meminta Gubernur Aceh beserta dinas terkait, segera turun ke lokasi banjir di Agara,” tegas Ketua Fraksi Partai Golkar Aceh ini.
Sampai detik ini di lokasi banjir, lanjut Ali Basrah, masih kurangnya alat berat dan kebutuhan juga masih terbatas. Berdasarkan laporan dari posko, belum ada bantuan dari Pemerintah Provinsi, yang ada hanya bantuan dari APBN.
“Kita tau anggaran belanja tidak terduga ada, jadi manfaatkanlah itu untuk membantu masyarakat yang kena musibah banjir. Satu lagi, kita minta turunkan alat berat, karena alat berat yang terbatas dapat menyebabkan bencana semakin meluas,” jelasnya.
Dia mengatakan yang terpenting dilakukan dalam waktu dekat yang pertama adalah menyelamatkan nyawa dan harta benda dari masyarakat. Kemudian fasilitas umum harus segera diperbaiki dan kebutuhan pokok harus terpenuhi. “Ini kan dalam masa tanggap darurat, jadi harus dibantu dalam waktu dekat,” tegasnya saat menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Agara.
Kemudian, dalam jangka panjang, harus diketahui penyebab utama banjir tahunan di Agara ini. Jika dilihat dari kasat mata, banjir ini akibat banyak hutan yang dialihfungsikan menjadi kebun dengan menebang pohon sembarangan. “Hulunya dulu kita perbaiki baru ke hilirnya,” jelasnya.
Jadi ke depan, dia meminta kepada Pemda dan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menertibkan penebangan atau pembukaan lahan secara liar, agar bencana banjir di Agara tidak terulang lagi.(cseh)