SUBULUSSALAM (Waspada.id): Krisis air bersih yang melanda warga Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, menyusul rehabilitasi Entake Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), kian memprihatinkan.
Selama sebulan terakhir, masyarakat terpaksa mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar akibat rehabilitasi tersebut.
Kondisi ini mendorong Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Subulussalam, Ardhiyanto Ujung, SE (foto) bersuara. Ia mendesak Pemerintah Kota Subulussalam bersama instansi terkait segera turun tangan menyalurkan bantuan air bersih.
“Kami meminta pemerintah agar segera membantu kebutuhan air bersih masyarakat di Kecamatan Penanggalan,” pesan WA Ardhiyanto kepada Waspada.id, Jumat (26/9).
Dipastikan permintaan dia sampaikan langsung dalam rapat pembahasan anggaran perubahan bersama Kepala BPBD Kota Subulussalam dan mendapat dukungan dari pimpinan serta anggota dewan yang hadir.
Menurut dia, persoalan air bersih tidak bisa ditunda karena menyangkut kebutuhan vital masyarakat setiap hari.
Pantauan dalam dua pekan terakhir, sejumlah warga Kecamatan Penanggalan berbondong-bondong pergi ke Sungai (lae) Sikelang, Cirerep dan Lae Kombih untuk mandi, mencuci, mengambil air rumah tangga bahkan dari masjid.
Tidak sedikit pula yang terpaksa mengeluarkan biaya membeli air per tong, yang ditengarai sebuah beban tambahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini.
“Pemerintah punya sarana untuk membantu. Mobil tangki atau mobil pemadam kebakaran bisa dimanfaatkan, sebagaimana pengalaman saat menghadapi masalah serupa akibat PAM Jontor,” tegas Ardhiyanto.
Sebagai kebutuhan mendasar yang tidak boleh diabaikan, Ardhiyanto berharap langkah cepat pemerintah segera merealisasikan agar penderitaan masyarakat tak berlarut.
“Kami sekali lagi berharap, pemerintah bergerak cepat, karena ini menyangkut kebutuhan dasar masyarakat. Jangan sampai warga terus menanggung beban akibat ketiadaan air bersih,” pungkas politisi Partai Aceh tersebut. (id90)