Aceh

Arus PLN Berhari-hari Padam, Nyawa Pasien Di RSUDYA Tapaktuan Terancam

Arus PLN Berhari-hari Padam, Nyawa Pasien Di RSUDYA Tapaktuan Terancam
Foto ruang IGD RSUDYA Tapaktuan
Kecil Besar
14px

TAPAKTUAN (Waspada.id) : Persoalan pemadaman arus listrik PLN yang sudah berlangsung dua pekan lebih di Kabupaten Aceh Selatan kini memasuki fase kritis.

Dampaknya tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat dan menghancurkan perputaran ekonomi tapi lebih dari itu juga mengancam keselamatan nyawa ratusan pasien di RSUDYA Tapaktuan. Lambannya respons PT PLN (Persero) membuat fasilitas kesehatan utama di Aceh Selatan bekerja dalam kondisi darurat, bergantung pada genset yang kapasitasnya jauh dari memadai.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Plt. Direktur RSUDYA Tapaktuan, dr. Erizaldi M.Kes Sp.Og, mengungkapkan bahwa pemadaman arus PLN memaksa rumah sakit regional berstatus Tipe B tersebut mengandalkan mesin genset sebagai sarana penyuplai arus satu-satunya selama dua pekan terakhir. Kondisi itu, mengakibatkan pasokan arus tidak stabil, sehingga memaksa pihak rumah sakit menerapkan sistem pemadaman bergilir di sejumlah ruangan.

“Jelas sangat mengganggu. Kapasitas genset kita terbatas sehingga beberapa ruangan harus diatur mati hidup secara bergilir. Daya genset di RSUD hanya 850 kVA, sementara kebutuhan rumah sakit mencapai 1 Megawatt,” kata Erizaldi kepada Waspada.id di Tapaktuan, Kamis (11/12).

Akibat kondisi tersebut, pelayanan medis ikut terimbas. Selama lebih dari dua minggu, ruang operasi harus membatasi tindakan.

“Operasi hanya kita lakukan untuk pasien darurat. Untuk tindakan reguler biasa terpaksa kita geser jadwalnya sesuai kemampuan daya dari genset rumah sakit. Tapi untuk pasien darurat, tidak ada pembatalan,” jelas Erizaldi.

Sejumlah alat medis yang sangat bergantung pada pasokan listrik stabil juga tidak dapat berfungsi optimal akibat seringnya tegangan anjlok maupun padam mendadak.

Keluhan juga datang dari keluarga pasien. Samsul, salah satu keluarga pasien, mengaku kondisi ruangan sering tidak nyaman.

“Panas sekali, kipas dan AC sering mati. Pasien jadi tidak nyaman. Kami hanya berharap listrik cepat normal,” keluhnya.

Dihubungi terpisah Koordinator Kaukus Peduli Aceh (KPA) Muhammad Hasbar Kuba menilai lambannya pemulihan listrik menjadi bukti lemahnya kesiapsiagaan PLN menghadapi bencana.

“Ini bukan lagi soal padam lampu. Ini soal nyawa. Ketika rumah sakit harus mematikan ruangan bergilir karena PLN tidak mampu menyalurkan listrik secara stabil, maka itu sudah kegagalan sistemik,” tegas Hasbar.

Ia menilai PLN selama ini terkesan hanya kuat pada narasi, tapi lemah dalam kesiapan infrastruktur dan mitigasi risiko.

“Setiap tahun Aceh mengalami bencana hidrometeorologi. Seharusnya PLN paham pola ini dan menyiapkan jaringan yang tahan terhadap situasi ekstrem. Bukan malah membuat rumah sakit berjibaku dengan genset yang hampir jebol,” ujarnya.

Erizaldi berharap pemerintah provinsi maupun pusat bisa membantu penyediaan genset tambahan berkapasitas besar agar pelayanan kesehatan tidak lumpuh jika krisis listrik kembali terulang.

“Kami berharap PLN segera menstabilkan pasokan listrik. Di rumah sakit, listrik yang stabil bukan hanya soal teknis, tetapi menyangkut keselamatan nyawa pasien,” pungkasnya. (id85)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE