Scroll Untuk Membaca

Aceh

Awasi Sindikat Trafficking Jaringan Kamboja

Awasi Sindikat Trafficking Jaringan Kamboja
Ketua Umum SUBA Pusat, Tgk Bukhari Ibrahim. Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

IDI (Waspada): Solidaritas Ummah Bansigom Aceh (SUBA) mengingatkan orangtua/wali agar tidak mengizinkan putra-putrinya merantau atau bekerja ke negara Kamboja, baik legal sebagai Tenaga Kerja Indonsia (TKI) atau ilegal.

“Waspadai agen dan sindikat trafficking jaringan Kamboja, bergerilya di Aceh. Jika mengetahui dan melihat aksi mereka dalam merekrut putra/putri Aceh untuk bekerja ke Kamboja atau ke luar negeri, maka segera lapor ke pihak berwajib,” kata Ketua Umum SUBA Pusat, Tgk Bukhari Ibrahim, kepada Waspada, Minggu (23/6).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Awasi Sindikat Trafficking Jaringan Kamboja

IKLAN

Dia mengaku telah menerima sembilan laporan dari warga Aceh yang saat ini berada di Kamboja. Awalnya diiming-iming bekerja dengan gaji yang tinggi. Ternyata sesampai di Kamboja, warga Aceh yang direkrut para sindikat ini bekerja di lokasi judi online dengan target yang telah ditentukan.

“Pekerja dari Aceh ini harus bekerja di lokasi judi online siang dan malam untuk memenuhi target. Jika tidak mencapai target yang diberikan, maka tentu akan mendapatkan perlakuan kasar hingga penyiksaan,” kata Bukhari.

Dia membeberkan, salah satu korban trafficking asal Aceh, berhasil kabur dari Kamboja dan kembali Malaysia. Dia mengaku twrgiur gaji yang tinggi bekerja di Kamboja.

Ternyata apa yang dijanjikan para agen sebelum berangkat sama sekali tidak sesuai. Tidak lama disana, korban kabur dan kembali ke Malayaia. “Rata-rata paspor di tangan agen, jadi untuk kabur sama sekali tidak ada cara,” sebut Bukhari.

Laporan yang diterima pihaknya sejak 14-15 Juni dan 22 Juni 2024. Jumlah laporan telah mencapai 10 orang. “Berdasarkan laporan yang diterima melalui handphone (HP) seluruhnya mendapatkan kekerasan dan penyiksaan selama bekerja di lokasi judi online,” ungkap Bukhari.

Selain itu, para wanita-wanita dari Aceh juga dipaksa bekerja di lokasi pelacuran, bahkan tidak sedikit para agen menjual para wanita dari Tanah Rencong diperjualbelikan. “Berdasarkan informasi dari korban yang menghubungi kita, rata-rata hidup TKI asal Aceh sangat menderita, bahkan jauh dari yang dijanjikan yaitu gaji besar dan hidup enak di Kamboja,” tutur Bukhari.

Oleh karenanya, Bukhari mengimbau bila ditemukan agen yang mengajak untuk bekerja ke Kamboja, maka harus di tolak. “Sindikat perdagangan orang ke Kamboja harus diwaspadai, apalagi bepergian dengan agen yang tujuannya niat bekerja mencari nafkah,” sebut Bukhari.

Dia meminta orangtua/wali tidak mengizinkan putra-putrinya bekerja ke Kamboja. “Besar mudharat dari manfaat. Jikapun ada orang kita yang sukses di Kamboja, itu hanya ada 1-2 dari 1.000 orang yang bekerja di Kamboja,” demikian Bukhari Ibrahim. (b11)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE