“Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara, Ayah Wa – Panyang sudah bekerja dengan ekstra keras. Jika ingin mencari Ayah Wa, maka jangan mencarinya di pendopo, tapi carilah Ayah Wa Dan Panyang di tenda – tenda pengungsian atau di rumah – rumah masyarakat yang terkena musibah banjir bandang dan longsor. Ayah Wa – Payang siang dan malam berada di tengah – tengah masyarakat korban banjir.” (Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Fakhrulradhi).
HAL itu disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Utara, Fakhrulradhi seiring muncul sindiran yang dinilai mengandung arti yang sarkas kepada Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil (Ayah Wa) dan Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi (Payang).
Sindiran pedas dibuat oleh seseorang lewat pengumuman yang disebarkan di media sosial sejenis iklan layanan masyarakat yang menyebutkan “Dicari Ayah Wa Hilang.” Orang yang membuat dan menyebarkan seruan tersebut telah melontarkan ejekan dan penghinaan yang tidak mendasar dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
“Kalau ingin mencari Ayah Wa dan Tarmizi Payang, maka carilah kedua orang ini di kecamatan – kecamatan. Di tenda – tenda pengungsi dan di rumah – rumah masyarakat yang terdampak banjir. Mereka berdua siang dan malam terus memantau kondisi masyarakatnya.”
Pembuat dan penyebar isu Ayah W hilang, sebut Fakhrulradhi benar – benar telah melukai perasaan dan menghina pemimpin di Kabupaten Aceh Utara. Kenyataannya, ke dua orang ini setiap hari mengarungi lumpur untuk membayar bantuan kepada masyarakatnya.
Stok Pangan Masih Memadai
Pada kesempatan itu, Fakhrulradhi yang didampingi Sekda Aceh Utara, Dr (C) Jamaluddin Usman, S.Sos, M.Pd, Sabtu (20/12) malam menyebutkan, stok pangan yang ada di posko induk hingga saat ini masih memadai.
Stok pangan tersebut bersumber dari para donatur baik atas nama pribadi, lembaga, komunitas, Pemerintah Aceh maupun dari Pemerintah Pusat. Memang, kata Fakhrul, stok bantuan tidak setiap hari ada dan sifatnya sangat dinamis.
“Kadang pada saat sedang sangat dibutuhkan bantuannya belum ada, tapi besoknya baik siang maupun di malam hari, bantuan tersebut masuk ke posko,” katanya.
Khusus Stok Beras Aman
Ditanya bagaiman dengan stok beras. Fakhrul bilang, khusus untuk stok beras saat ini di Aceh Utara lumayan banyak dan dapat dikatakan cukup memadai. Ini disebabkan adanya bantuan beras dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) baik dari pemerintah pusat maupun dari Pemerintah Provinsi Aceh.
Hal ini sering dengan persetujuan Gubernur Aceh untuk diberikan beras dari provinsi. “Pak gubernur kemarin telah setuju cadangan beras provinsi diberikan untuk Kabupaten Aceh Utara sebanyak 2000 ton lebih,” sebutnya.
Ditanya beras sebanyak itu akan diberikan kepada berapa banyak orang, Fakhrul mengatakan, beras itu akan disalurkan kepada lebih dari 60.000 pengungsi yang ada di Aceh Utara.
Namun Fakhrul menolak memberikan jawaban stok beras sebanyak itu aman untuk berapa bulan ke depan. “Kalau ditanya apakah stok beras aman, maka jawabnya aman. Untuk berapa bulan ke depan, ini saya kurang paham. Tapi beras yang akan disalurkan untuk pengungsi ada rumusnya. Rumusnya adalah per jiwa diberikan 0.25 gram dikali 10 hari? Nah itu rumusnya,” katanya.
Kepada pengungsi kata dia lagi, yang dibantu oleh pemerintah bukan hanya beras tetapi juga diberikan bantuan sandang dan pangan. Dan kemarin, kata dia, ikut dibantu ikan segar.
Bantuan Paling Dibutuhkan Saat Ini
Selain bantuan dasar seperti Sembako, para pengungsi saat ini sangat membutuhkan bantuan hunian sementara dan hunian tetap lengkap dengan sanitasi dan berbagai kebutuhan dasar lainnya termasuk penyediaan air bersih. Mengingat, pertengah bulan Februari tahun depan, umat Muslim akan menyambut datngnya Bulan Suci Ramadhan.
Tidak Ada Lagi Titik Yang Terisolasi
Saat ini, kata Fakhrul, di Aceh Utara sudah tidak ada lagi titik – titik lokasi yang terisolasi dan semua titik sudah dapat dijangkau untuk pendistribusian bantuan. Pun demikian, titik – titik tersebut harus dijangkau dengan susah payah disebabkan akses jalan yang masih tertutup lumpur dan disebabkan berbagai hal lainnya.
Bantuan Dalam Kantong Kresek
Amatan Waspada.id di posko bencana di Pendopo Bupati Aceh Utara, Sabtu (20/12) malam, ada puluhan petugas terlihat mengepak bantuan dalam kantong kresek ukuran besar warna biru.
Bantuan yang dimasukkan dalam kantong kresek itu akan diberikan kepada masyarakat per Kepala Keluarga (KK) tapi lebih diutamakan kepada pengungsi. Di sini muncul persoalan lainnya. Ada pengungsi tidak berada di tempat pengungsian. Padahal orang ini adalah pengungsi.
“Ya kan, ada pulang untuk bersih – bersih rumah atau melihat kebun dan hewan ternak. Namun begitu dia adalah pengungsi. Nah, orang ini juga berhak menerima batuan ini.”
Kata Penutup Dari Kadinsos Aceh Utara
Sebagai penutup dalam wawancara ini, kata Fakhrul, yang pertama, pihaknya ingin mengatakan kepada seluruh masyarakat Aceh Utara, mereka yang berada di bawah kepemimpinan Ayah Wa – Panyang, sudah bekerja ekstra keras terutama sekali bupati dan wakil bupati, yang dinilai telah bekerja dengan sangat luar biasa siang dan malam turun ke lapangan untuk membantu masyarakat.
“Kalau bupati dan wakil bupati bekerja keras seperti itu, apalagi kami bawahannya sebagai tangan – tangan Ayah Wa. Namun kami ada yang ditugaskan di posko, di lapangan, dan ada juga yang ditugaskan di pelabuhan dan bandara untuk menerima kedatangan barang – barang. Sedangkan Ayah Wa dan Panyang bebas mau kemana saja. Malah kemarin ada yang bertanya kepada saya, Ayah Wa hilang. Dan saya membenarkan itu, karena setiap hari Ayah Wa hilang di pendopo dan ada di tenda – tenda pengungsi bersama masyarakat” katanya. (Maimun Asnawi, S.Hi.,M.Kom.I/WASPADA.id)











