Aceh

Azka, Sang Pejuang Hidup

Kecil Besar
14px

AZKA RIZBULLAH kini beranjak usia lima tahun. Anak dari Sri Mawardani itu kini menderita penyakit usus buntu, kelenjar getah bening, dan tidak memiliki anus. Bahkan saat ini kakinya patah tanpa sebab.

Ibunya tercatat salah seorang guru bakti di Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur. Sri Mawardani hanya menerima upah sebesar Rp100 ribu per bulan. Meskipun tak sebanding dengan ilmu yang diberikan untuk anak-anak didiknya di sekolah, namun dia harus berjuang demi kebutuhan sehari-hari.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Setelah suami menceraikannya, Sri Mawardani harus membiayai kedua anaknya untuk sekolah, termasuk si bungsu yang kini menderita penyakit komplikasi itu. Kini kondisi Azka tidak seperti anak lain seusia dengannya, karena sejak umur dua tahun Azka mengalami patah tulang kaki, sehingga harus menggunakan tongkat sebagai alat bantu dirinya berjalan.

Selain itu, Sri Mawardani juga terpaksa menumpang hidup di rumah milik orang tuanya dengan kedua anaknya, karena kesulitan ekonomi. Hal itu karena kesulitan ekonomi. “Azka mengalami sakit hernia dan kelenjar getah bening, bahkan buang air besar dan air kecil juga tidak lancar, sehingga harus menggunakan pampers hingga saat ini,” ujar Sri Mawardani.

Sebagai bentuk usahanya, guru bakti itu mengaku telah dua kali membawa anaknya untuk diambil tindakan operasi, baik di RSUD Langsa dan RSUD Cut Meutia Lhokseumawe. “Tapi sampai saat ini kakinya masih belum sembuh sempurna,” timpa Sri Mawardani, seraya mengatakan, Azka saat ini bisa disebut sang pejuang hidup dengan harapan bisa bermain dan sekolah seperti rekan seusianya.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Aceh Timur Elfiandi menugaskan Mukhlis Kabid Rehabilitasi Sosial dan Kabid Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Saharani, untuk mengecek kondisi Azka ke lokasi. Bahkan, Tim Balai Insyaf Medan Kementerian Sosial Republik Indonesia, ikut melihat secara langsung kondisi anak tersebut yang mengalami komplikasi, Jumat (4/2).

Wamawiki Balai Insyaf Medan, Gelora Elia Purba, dalam kesempatan itu mengatakan, hasil dari observasi menunjukkan bahwa Azka memiliki kelainan diantara tulang kaki, sehingga mengalami sakit seperti patah tulang. Biasanya, kondisi tersebut dapat mengarah kelumpuhan.

“Oleh karenanya perlu perawatan medis yang berkelanjutan,” kata Gelora Elia Purba, seraya menambahkan, pihaknya akan mengajukan permohonan untuk diberikan bantuan modal usaha dari Kemensos RI melalui Balai Insyaf Medan.

Kepala Dinas Sosial Aceh Timur, Ir Elfiandi, Sp.1, melalui Kabid Linjamsos Saharani, MA, dikonfirmasi Waspada, Minggu (6/2) mengatakan, pekan depan pihaknya bersama Balai Insaf Medan, akan melihat kembali Azka, termasuk kasus serupa di Kecamatan Pante Bidari.

“Ada dua kasus serupa, sehingga pihak Balai Insyaf Medan, akan kembali ke Aceh Timur, untuk membantu sesuai dengan kebutuhan, terutama modal usaha sesuai dengan harapan orang tuanya,” demikian Saharani. –M. Ishak/F—

JENGUK AZKA: Kabid Rehsos Mukhlis, dan Kabid Linjamsos Saharani, mendampingi Tim Balai Insyaf Medan, menjenguk Azka, di rumah neneknya di Desa Alue Mulieng, Simpang Ulim, Aceh Timur, Jumat (4/2). Waspada/M. Ishak

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE