BANDA ACEH (Waspada): Sebanyak 190 peserta dari 19 sekolah tingkat SMA dan SMK se Aceh ambil bagian pada acara Festival Teater Berbahasa Aceh (FTBA) yang digelar oleh Balai Bahasa Aceh, di Hotel Ayani Peunayong, Banda Aceh, Minggu (24/11/24) malam.
“FTBA tingkat SLTA ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Aceh dan bahkan di Indonesia,” ungkap Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Drs Umar Solikhan, M.Hum menjawab Waspada, di mana acara tersebut dibuka oleh Kadis Pendidikan Aceh Martunis.
Menurut Umar, FTBA bertujuan untuk meningkatkan apresiasi bahasa dan sastra siswa , dalam hal seni pertunjukan. Selain itu, meningkatkan keterampilan treatikal peserta generasi muda. Lebih dari itu, sebut Umar Solikhan, untuk memunculkan komunitas-komunitas teater berbahasa daerah dikalangan generasi muda Aceh.
Dan yang lebih penting lagi, tujuan utamanya adalah untuk mendorong semangat generasi muda untuk melestarikan dan memperkenalkan bahasa daerah dalam hal ini bahasa Aceh. “Jadi, ada dua hal tujuan sekaligus yakni meningkatkan keterampilan siswa untuk berteater dan melestarikan bahasa daerah,” papar Umar.
Kata Umar, FTBA ini merupakan program revitalisasi bahasa daerah untuk melindungi dan melestarikan bahasa daerah, seperti beberapa hari lalu pihaknya juga telah menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD dan SMP dengan peserta 270 orang, dimana pemenangnya akan diikutsertakan pada tingkat nasional.

“Mudah-mudahan tahun depan kegiatan FTBA dan FTBI ini akan kita lanjutkan lagi,” ujar Umar. Seraya menambahkan, bahwa kegiatan ini mendapat apresiasi dan penghargaan dari pemangku kebijakan baik di Aceh maupun tingkat nasional.
Adapun pata pemenang selain mendapat piagam, juga juara I memperoleh uang pembinaan sebesar Rp 12 juta, juara II Rp 10 juta, juara III Rp 8 juta, juara IV Rp 6 juta, juara V Rp 4 juta dan juara VI Rp 2 juta.
Sementara Kadis Pendidikan Aceh Martunis ketika membuka acara FTBA meminta generasi muda Aceh untuk terus melestarikan bahasa daerah khususnya bahasa Aceh didalam keluarga maupun dalam pergaulan sehari-hari.
Bahkan di Aceh ini sudah ada instruksi dari Pj.Gubernur bahwa setiap hari Kamis kita diharuskan untuk berbahasa Aceh, sebagai tujuan memberdayakan bahasa Aceh dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan itu, turut juga memberikan sambutan secara daring Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Imam Budi Utomo. (b02)