BANDA ACEH (Waspada): Sebanyak 270 siswa-siswi dari enam kabupaten/kota di Aceh ambil bagian dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat provinsi Aceh, yang digelar oleh Balai Bahasa Aceh, dihotel A Yani Banda Aceh, Senin (18/11/24) malam.
Enam kabupaten/kota yang ikut sebagai peserta tingkat SD dan SMP pada FTBI dengan tema “revitalisasi bahasa gayo dan Aceh, itu yakni, Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Gayo Lues, Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.
FTBI ini menampilkan enam materi perlombaan yang telah ditetapkan yaitu lomba mendongeng, menulis cerita, menulis dan membaca puisi, pidato, komedi tunggal dan tembang tradisi. Para pemenang dalam FTBI tingkat Provinsi Aceh, selanjutnya akan mengikuti FTBI Tingkat Nasional di Jakarta pada Februari 2025 mendatang.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Drs. Umar Solikhan, M.Hum, mengatakan, sasaran Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) pada FTBI adalah generasi /penutur muda supaya generasi muda dapat meningkatkan sikap positif, menjadi penutur aktif, mempelajari, menjaga kelangsungan hidup dan turut mengembangkan bahasa dan sastra daerah dengan menciptakan kreativitas dan inovasi.
“Karenanya, dengan pelaksanaan RBD melalui FTBI semakin tumbuh tunas-tunas bahasa ibu yang tertanam rasa cintanya terhadap bahasa daerah yang dimilikinya dan menjadi generasi unggul yang menjadi penopang kuat bagi kelestarian bahasa daerahnya dimasa mendatang,” ujar Umar Solikhan.
Kecuali itu, lanjut Umar, FTBI itu hanya pemantik supaya generasi muda bersemangat untuk melestarikan bahasa daerah dengan menyenangkan.
Selain itu, FTBI ini sudah dimasukkan dalam bagian Manajemen Talenta Nasional (MTN) Kemendikbudristek yang para juaranya akan disejajarkan dengan juara bidang-bidanf lainnya. Seperti olimpiade (mtk,ipa dll), juara bidang olah raga dan bidang lain.
“Artinya, para juara FTBI (sesuai dengan tingkatannya) nantinya akan punya peluang untuk pengembangan talenta tingkat nasional dan bisa menggunakan sertifikatnya untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur prestasi, demikian Umar Salikhan.
Sementara Pj.Gubernur diwakili Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal mengatakan, FTBI adalah upaya bersama untuk menanamkan rasa cinta dan kebanggaan pada bahasa daerah sejak usia dini .
Untuk itu, kegiatan ini sangat penting karena ditengah arus globalisasi dan modernisasi kita dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan bahasa ibu yang menjadi jati diri kita.
“Melalui FTBI ini kita berupaya agar bahasa ibu tetap lestari dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh generasi muda kita,” pinta Almuniza.
Selain itu, lanjut Almuniza, kita semua menyadari bahwa ditengah perubahan zaman yang sangat cepat l, bahasa daerah kita menghadapi ancaman. Apabila tidak dijaga, besar kemungkinan bahasa daerah ini akan kehilangan daya hidupnya, ungkap gubernur melalui Kadisbudpar Aceh. (b02)