PIDIE (Waspada.id) : Sebanyak 30 kepala keluarga (KK) dari Gampong Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, hingga Kamis (27/11) masih terjebak di kawasan perbukitan setelah menyelamatkan diri dari banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.
Material kayu, batu, dan lumpur yang menutupi badan jalan membuat tim gabungan belum dapat menjangkau lokasi para pengungsi.
Keuchik Blang Pandak, Muhammad Yanis, di Tangse, Kamis (27/11) mengatakan, puluhan KK itu berlari ke arah hutan saat air bah dari pegunungan menerjang tiga dusun di gampong tersebut pada Rabu (26/11) pagi. Hingga kini, mereka belum bisa dievakuasi karena akses utama menuju permukiman amblas dan terputus.

“Mereka terdiri dari anak-anak, perempuan, dan orang tua. Sampai sekarang belum bisa dijangkau dan kondisinya kekurangan makanan,” kata Yanis.
Ia menjelaskan jalan penghubung Blang Dhot–Rantau Panyang–Blang Pandak amblas dihantam derasnya arus. Titik terparah berada di Cot Beutong, Gampong Rantau Panyang, dengan kedalaman longsoran mencapai lima meter dan diameter sekitar 4×4 meter.
Camat Tangse, Abdul Jafar, M.Pd., mengatakan tim kecamatan bersama BPBD Pidie masih melakukan pemetaan jalur alternatif untuk mencapai lokasi warga yang terjebak. Namun upaya itu terhambat kondisi medan yang licin, aliran sungai yang masih deras, serta tumpukan material banjir.
“Saat ini kami belum bisa menembus lokasi karena semua jalur tertutup dan situasi masih berbahaya,” ujarnya.
Panglima (GAM) Sagoe Tangse, Tgk Junaidi, menambahkan warga yang terjebak di hutan hanya membawa persediaan terbatas saat menyelamatkan diri. Sebagian di antara mereka diperkirakan mulai mengeluhkan kelaparan dan kelelahan karena tidak ada bantuan logistik yang bisa masuk.
“Situasi mereka sangat memprihatinkan. Tidak ada sinyal komunikasi, sehingga informasi kami peroleh dari warga yang berhasil keluar,” katanya.
Selain itu, banjir bandang merusak tiga rumah serta menghanyutkan dua kios di Blang Pandak. Total 471 jiwa tercatat berada dalam kondisi terisolasi akibat akses yang putus.
Abdul Jafar juga melaporkan sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan parah, meliputi irigasi di Dusun Simpang Teungoh, irigasi Alue Badeuk di Gampong Blang Dhot, dan irigasi Blang Bungong yang seluruhnya hancur.
Jembatan Blang Bungong amblas dan kini berada dalam posisi miring sehingga tidak aman digunakan. Banjir turut menggerus tebing sungai dan merusak lahan sawah warga.

Ketua Pemuda Gampong Blang Pandak, Iskandar, menyebutkan warga kini tidak memiliki sumber makanan layak masak karena bantuan belum tiba dari kabupaten. Kondisi diperburuk oleh padamnya listrik, jaringan telepon yang terputus, serta banyaknya anak-anak dan orang dewasa yang mulai sakit.
“Padi siap panen berusia sekitar 2,5 bulan habis dibawa banjir bandang. Kami butuh penanganan serius dari Pemkab Pidie,” ujarnya.
Pemerintah kecamatan menyebutkan upaya evakuasi akan dilakukan segera setelah cuaca membaik dan jalur alternatif berhasil dibuka oleh tim gabungan. (Id69)












