ACEH TAMIANG (Wapada.id) : Banjir dahsyat yang menerjang dan telah memporak- porandakan wilayah Kabupaten Aceh Tamiang pada akhir November 2025 lalu. Kini menyisakan duka mendalam bagi masyarakat ujung timur Aceh.
Kerusakan rumah – rumah warga cukup parah, bahkan ada rumah yang hilang dibawa air banjir,kenderaan roda empat dan dua tidak luput juga ikut diterjang dahsyatnya banjir. Ribuan warga mengungsi dengan tenda – tenda pengungsian seadanya.
Fasilitas di pengungsian serba kekurangan, terutama untuk pemenuhan hidup sehari – hari seperti mencuci, mandi, memasak dan buang hajat. Kebutuhan dasar ini jelas terkendala dengan air bersih yang tidak tersedia secara maksimal.
“Banjir tahun 2025 ini sangat dahsyat,menghilangkan sumber air bersih, karena itu dibutuhkan segera percepatan recovery terutama air bersih,” ungkap Juanda, SIP, salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang pada Minggu (7/12).
Untuk pemenuhan air bersih ini, tentu bukan semudah membalikkan telapak tangan, sebut Juanda sembari mengutarakan di tengah kondisi lumpuhnya berbagai sendi – sendi kehidupan warga, tentunya sangat dibutuhkan bantuan dari pihak mana saja, tidak hanya dari pemerintah pusat, “mungkin dari lembaga – lembaga dari luar Aceh Tamiang atau dari luar negeri agar dapat membantu penyedian sumber air bersih bagi banyak titik lokasi dalam wilayah Aceh Tamiang, ” harap Juanda.
Juanda menginformasikan, dari pemantauannya terlihat tempat pengolahan air bersih milik PDAM Tirta Tamiang di kawasan Karang Baru, Minuran dan titik lainnya habis terendam air banjir dan dipenuhi lumpur yang tebal. Untuk PDAM Tamiang sepertinya membutuhkan lembaga bantuan yang memiliki alat- alat penunjang dan keahlian untuk menormalkan kembali penyediaan air bersih oleh PDAM Tirta Tamiang.
“Waktu banjir bandang 2006 silam, misalnya tempat pengolahan air PDAM Tirta Tamiang di Karang Baru tidak terkena, tapi saat itu juga mendapat bantuan dari lembaga lain untuk menormalkn penyediaan air bersih,” sebut Juanda sembari mengungkapkan, konon lagi banjir bandang tahun 2025 ini lebih ganas tentu harus dibantu dari para pihak atau lembaga lain agar penyediaan air bersih dari PDAM segara dapat berjalan normal kembali.
Namun, untuk titik atau daerah masyarakat yang belum memiliki jaringan air bersih PDAM, Juanda mengharapkan juga agar pemerintah pusat,pemerintah provinsi dan pemerintah daerah ataupun lembaga – lembaga donor lainnya dapat memberikan bantuan dan perhatiannya sehingga warga terdampak banjir bisa memperoleh air bersih.
Terlebih kampung – kampung pedalaman yang tersapu ganasnya banjir dan pemukiman warga yang porak poranda, tentu kebutuhan air bersih juga menjadi kebutuhan dasar, “bila warga kampungnya dekat dengan sungai, tidak mungkin juga mengandalkan air sungai yang keruh, serta harus mengangkut memakai jerigen,” tutur Juanda yang pernah menjabat Wakil DPRK Aceh Tamiang periode 2014-2019.
Karena itu, Juanda meniti harapan besar kepada pemerintah pusat, provinsi dan daerah serta para pihak lainnya agar dapat membantu semaksimal mungkin dalam pemenuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang paska musibah banjir bandang ini. “Baik untuk penanganan sementara, maupun berkelanjutan sehingga warga terdampak banjir tidak lagi kesulitan air bersih,” pungkas Juanda. (Id76)












