Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Banjir Ganggu KBM, Kadisdikbud Kumpulkan Kasek Cari Solusi

Pertemuan Kepala Sekolah bersama Kadis Dikbud Sugiarto serta Sekretaris Disdikbud M Najur, di SD Negeri Ujung, Rabu (16/10/2024). WASPADA/Ariefh
Pertemuan Kepala Sekolah bersama Kadis Dikbud Sugiarto serta Sekretaris Disdikbud M Najur, di SD Negeri Ujung, Rabu (16/10/2024). WASPADA/Ariefh
Kecil Besar
14px

SINGKIL (Waspada): Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Singkil mengelar pertemuan dadakan bersama sejumlah kepala sekolah di Kecamatan Singkil, di SD Negeri 1 Desa Ujung, Rabu (16/10/2024).

Pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam itu, Kadis Dikbud Sugiarto didampingi Sekretaris M Najur, dilakukan untuk menampung aspirasi para kepala sekolah, agar para murid tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) meski kondisi sekolah masih terdampak banjir.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Banjir Ganggu KBM, Kadisdikbud Kumpulkan Kasek Cari Solusi

IKLAN

Kadisdikbud Sugiarto dalam pertemuan tersebut berharap agar sekolah-sekolah yang terdampak banjir tahunan ini tetap dapat melaksanakan KBM, atau memberikan pembelajaran kepada siswa/siswi.

“Pertemuan ini dilakukan untuk mencari solusi, agar anak-anak tetap bisa belajar di sekolah. Namun bukan untuk mengatasi banjir. Sebab banjir ini memang sudah langganan tahunan didaerah kita ini, dan tidak bisa kita atasi,” ucap Sugik.

Meski tidak bisa berjalan normal seperti biasa, namun harus memberikan pembelajaran langsung kepada siswa. Begitupun katanya, untuk solusi jangka panjang penanganan banjir di sekolah-sekolah ini, Disdikbud sudah menyiapkan master plan untuk revitalisasi sekolah agar bisa ditinggikan.

Namun disini kita untuk mencari solusi jangka pendek. Bagaimana akses anak-anak bisa mudah menuju sekolah, ini yang harus dicarikan alternatif agar mudah, aman dan tidak berisiko bagi anak-anak. Namun jika ruangan belajar sekolah juga ikut terendam setidaknya ada lokasi alternatif yang bisa dipakai untuk melaksanakan KBM. Lantaran, kondisi banjir ini selalu menjadi sorotan masyarakat. Sebab setiap banjir anak-anak diliburkan dan ketinggalan pelajaran, sebut Sugik.

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SD Negeri Kilangan Pendi mengungkapkan, para guru terpaksa memulangkan murid berjumlah 120 orang, karena kondisi air sudah memasuki ruangan belajar. Namun jika harus dilaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut, mulai besok para guru akan diarahkan untuk mengajar murid-murid dengan memakai Surau Al Munawarah atau memanfaatkan bangunan Tempat Pengajian Anak (TPA) terdekat, sebutnya.

Kemudian, Suharji Kasek SD Negeri Rantau Gedang yang berada jauh di pedalaman itu menyebutkan, sebanyak 94 orang murid-murid, terkendala transportasi untuk menuju sekolah. Sebab katanya, ada 3 ruang belajar yang tidak terendam banjir dan bisa dipakai untuk belajar. Namun karena kondisi jalan yang terendam banjir cukup dalam sehingga berisiko jika ditempuh dengan berjalan kaki.

“Solusinya ada bantuan perahu mesin pak, untuk melansir anak-anak ke sekolah untuk kelas 4, 5 dan 6. Sementata kelas 1, 2 dan 3 terpaksa diberikan tugas rumah agar tetap belajar, karena berisiko jika harus kesekolah,” terang Suharji.

Selain itu Kepala Sekolah SMP Negeri Satu Atap Rantau Gedang, Safrizal Rao berjumlah 90 siswa/siswi binaannya jika masih memungkinkan tetap belajar dengan memanfaatkan rumah kosong untuk kelas 1 dan kelas 2. Kemudian memanfaatkan rumah keuchik yang disekat menjadi lokal untuk siswa kelas 3.

Di samping itu Rao juga melaporkan, bahwa kondisi air disekolah tersebut sudah merendam bangku sekolah ditambah dengan arus yang cukup deras. Akibatnya tiang penyangga bangunan sekolah mulai miring dan terancam roboh. “mohon bisa segera diperbaiki pak,” harapnya.

Satu persatu para kepala sekolah memberikan usulan agar siswa/siswi di sekolahnya bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Termasuk di SD Negeri 2 Pasar dengan jumlah siswa paling banyak mencapai 326 siswa, yang kondisinya sangat memperihatinkan. Sebab, meski di wilayah jantung kota, namun sekolah nya seperti didaerah aliran sungai, ucap Mawarni SPd saat menyampaikan laporannya terkait kondisi sekolah yang dipimpinnya .

Yang paling mengkhawatirkan, lokasi WC yang jauh dari ruangan belajar. Sehingga jika anak-anak hendak ke WC harus di awasi khusus karena khawatir licin dan terpeleset. “Apalagi kondisi banjir di halaman sekolah lumayan dalam. Dan berbahaya jika anak-anak terpeleset dan terjatuh,” ucapnya.

Saat ini kondisi 3 ruang belajar sudah terendam banjir. Kendati anak-anak tetap masuk sekolah, namun durasi pembelajaran hanya sampai pukul 10, terangnya.

Selanjutnya Sugik menyampaikan akan merangkum semua masukan dan usulan para kepala sekolah.
Dan untuk usulan pembangunan sekolah akan ditampung sesuai anggaran daerah dan dilakukan secara bertahap. Termasuk pengadaan mobiler di SD Negeri Ujung, SD Negeri Kilangan dan SD Negeri Siti Ambia akan segera kita realisasikan mendatang, ucap Sugiarto.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Sekolah SD Negeri Kilangan Pendi, Kasek SD Negeri Ujung, Kasek SDN Rantau Gedang Suharji, SMP Rantau Gedang Safrijal Rao, SDN Teluk Rumbia, SDN Takal Pasir, SD Negeri Teluk Ambun, SDN Siti Ambia Karolina, SDN Suka Makmur dan SD Negeri Pea Bumbung.

Sementara 2 sekolah lagi yang terdampak banjir tidak hadir karena sedang diluar daerah, yakni SDN Kuta Simboling dan SDN Ujung Bawang. (B25).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE