Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Batik Samudra Hidupkan Ragam Hias Pesisir Aceh Di SDN Alue Buloh

Para siswa SD Negri Buloh memperlihatkan hasil kerajinan membatik saat foto bersama di depan sekolahnya dengan guru dan tim Pengabdian Masyarakat dari Unsam. (Waspada/ Ibnu Sa'dan)
Para siswa SD Negri Buloh memperlihatkan hasil kerajinan membatik saat foto bersama di depan sekolahnya dengan guru dan tim Pengabdian Masyarakat dari Unsam. (Waspada/ Ibnu Sa'dan)
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada): Universitas Samudra (Unsam) Langsa kembali memperkuat perannya dalam pelestarian budaya lokal, Senin (26/8).

Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk “Batik Samudra Goes to School”, program tersebut dilaksanakan di SDN 1 Alue Buloh, Aceh Timur, dengan fokus pada penguatan nilai-nilai budaya pesisir Aceh dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Batik Samudra Hidupkan Ragam Hias Pesisir Aceh Di SDN Alue Buloh

IKLAN

Dipimpin Dr. Mufti Riyani, S.Pd., M.Pd., tim pengabdi Universitas Samudra mengajarkan siswa-siswi SDN 1 Alue Buloh teknik membatik dengan motif khas pesisir Aceh.

Para siswa belajar makna simbol dalam ragam hias tersebut, yang mencerminkan kekayaan budaya Aceh.

Kegiatan ini juga diintegrasikan dengan konsep Pelajar Pancasila, yang menekankan pentingnya kearifan lokal dan gaya hidup berkelanjutan.

Menurut Dr. Mufti, batik bukan sekadar teknik mewarnai kain khas Indonesia, namun teknik ini juga dikenal di berbagai belahan dunia, seperti Timur Tengah dan Afrika.

Hal ini menunjukkan adanya interaksi lintas budaya yang mendorong perlunya pembelajaran dengan perspektif global.

Selain membatik, siswa diperkenalkan dengan konsep gaya hidup berkelanjutan.

Mereka diajak memahami pentingnya menjaga lingkungan dan menerapkan pola hidup ramah lingkungan.

Dr. Drs. Hanafiah, M.M., salah satu anggota tim, berharap sekolah dapat mengembangkan batik dengan memanfaatkan pewarna alami dari lingkungan sekitar, guna mendukung konsep keberlanjutan.

Kepala SDN 1 Alue Buloh, Ria Agustini, S.Pd.G, mengapresiasi program ini dan berharap dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Aceh.

Ia juga menekankan pentingnya menanamkan rasa bangga terhadap warisan budaya lokal dan kesadaran menjaga lingkungan sejak dini.

Di akhir kegiatan, tim pengabdi menyampaikan bahwa ragam hias Aceh memiliki potensi besar untuk memperkaya batik nusantara, menunjukkan bahwa batik bukan milik etnis tertentu, melainkan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang beragam.(b12)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE