BANDA ACEH (Waspada): BAZNAS Kota Pariaman melakukan studi komparatif pengelolaan zakat dan infak ke Baitul Mal Aceh (BMA), Rabu (23/7). Rombongan BAZNAS Kota Pariaman diterima Ketua Badan BMA, Mohammad Haikal.
BAZNAS Kota Pariaman tertarik dengan sistem pengelolaan zakat di Aceh yang berbeda dengan provinsi lain. Di Aceh, zakat dan infak merupakan bagian PAD. Mereka juga menyoroti tingginya angka pengumpulan infak di Aceh yang melampaui zakat.
“Tantangan kita masih besar. Potensi zakat di Aceh mencapai Rp2,8 triliun, namun yang baru terealisasi sekitar Rp300 miliar,” ujar Ketua Badan BMA Mohammad Haikal.
Sementara H. Deddy Kurniadi dari BAZNAS Kota Pariaman menekankan prinsip pengelolaan zakat yang mengacu pada aspek regulasi, syar’i, dan NKRI. Kunjungan ini juga menjajaki studi lanjutan ke Kota Sabang.(b02)