AcehEkonomi

Beredar Video Di Medsos Mualem Akan Tindak Spekulan Harga

Beredar Video Di Medsos Mualem Akan Tindak Spekulan Harga
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada.id): Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, mengeluarkan pernyataan tegas dan melarang pedagang memainkan harga barang di pasaran.

“Kepada pedagang saya harap jangan naikkan harga barang di luar kewajaran, bila ada akan saya tindak, untuk supermarket bila terbukti akan saya cabut izin, “demikian tegas Mualem foto) melalui sebuah vieio singkat yang beredar di berbagai media masa dan media sosial, Minggu (7/12).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kecuali, Gubernur Aceh, instruksi serupa juga diungkapkan oleh Bupati Aceh Timur, Iskandar Al Farlaki, Bupati Bireuen, Mukhlis.

Instruksi tersebut merupakan bentuk peringatan keras pemerintah untuk menjawab keluhan masyarakat di Aceh yang mengeluh permainan harga barang di pasaran di Aceh pasca bencana alam Banjir Bandang.

Diduga banyak pedagang yang mempermainkan harga barang terutama barang kebutuhan pokok , seperti cabai, telur, beras, tomat, minyak makan bahkan BBM turut dijual dengan harga hampir dua kali lipat dari harga jual biasanya.

Dapat dipastikan jika harga yang ditawarkan pedagang selama ini bukanlah harga akibat tingginya biaya modal, tapi sengaja dipermainkan karena kondisi bencana yang menghambat pemasukan barang dari medan mengalami gangguan total.

Kuat dugaan bukan akibat meningkatnya biaya modal pada sejumlah harga barang bahan pokok, sebab sejak hari pertama musibah bencana terjadi, harga telur langsung terjadi kenaikan hingga Rp20.000- Rp35000 perpapan, bahkan harga cabai rawit sempat menyentuh harga Rp350 ribu per kilogramnya, pada Kamis dan jumat akhir November lalu.

Praktek nakal para pedagang tersebut, cukup menyengsarakan masyarakat di Aceh, mengingat di tengah musibah banjir melanda, harga barang bahan pokok dipermainkan.

Keluhan masyarakat tersebut mendapat tanggapan cepat dari Gubernur Aceh, meski dalam kondisi sedang disibukan dengan musibah yang menelan ratusan orang meninggal dunia dan ratusan ribu infrastruktur dan tempat tinggal masyarakat hancur dihantam Banjir Bandang pada Kamis, 28 November lalu.

Gas LPG Langka

Meski sebagian besar wilayah Aceh tidak menderita hantaman Banjir Bandang, Namun derita pasca Banjir Bandang dirasakan oleh seluruh masyarakat Aceh, terutama dalam soal tingginya harga barang Bahan Pokok dan sejumlah kebutuhan lainnya. Selain itu keresahan masyarakat juga diakibatkan oleh langkanya gas elpiji.

Tidak sedikit pelaku usaha kuliner dan warung kopi yang tutup usahanya karena tidak ada Gas untuk mengoperasikan dapur usahanya.

Tak cuma itu, terganggunya arus listrik akibat hancurnya jaringan Listrik negara pasokan dari Sumatera Utara akibat dihantam banjir di Kawasan Bireuen, menambah deretan penyebab derita yang terasa ke seluruh masyarakat Aceh.

Masyarakat Aceh berharap supaya permasalahan ketersediaan gas elpiji, gangguan jaringan kelistrikan dan internet dapat segera pulih kembali dapat beraktivitas normal kembali seluruh masyarakat Aceh.

Bantuan Untuk Daerah Terdampak Terus Mengalir

Bencana A alam banjir bandang yang menghancurkan Aceh hampir 60 persen Kabupaten/Kota di Aceh, memang cukup membuat pemerintan dan rakyat Aceh menderita dan dapat disebutkan peristiwa di akhir tahun ini menjadi peristiwa kedua kerusakan setelah hantaman Gempa dan Taunami 26 Desember 2004 silam.

Bahkan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf sempat mengeluarkan pernyataan tersebut pada hari ke dua pasca Banjir Bandang menghantam wilayah Timur, Tengah dan Barat selatan Aceh di akhir November 2025 ini

Mengapa tidak, akibat bencana banjir dan longsor sempat membuat kegundahan yang cukup serius karena wilayah tengah Aceh terputus hubungan akibat longsor yang menimpa badan jalan Bireuen – Takengon sepanjang 30 kilometer lebih.

Di sisi lain, jutaan kubit lumpur dan pasir serta potongan kayu menutupi pemukiman warga ingga menimbun ribuan rumah dan infrastruktur umum di beberapa kawasan wilayah terdampak banjir bandang di Aceh.

Semua pihak berharap pemerintah pusat menetapkan bencana alam Aceh, Sumut dan Sumber ini sebagai Bencana Nasional guna mendapat dukungan lebih maksimal untuk memulihkan wilayah yang diterjang banjir bandang akhir November 2025 ini. (id65)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE