KUTACANE (Waspada): “Membumikan Islam Berkemajuan, Meneguhkan Jati Diri Persyarikatan” menjadi tema Musyawarah Daerah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Aceh Tenggara Ke-15 dalam periodesasi Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang digelar pada tanggal 02-03 Safar 1445 H/ 19-20 Agustus 2023.
Bersamaan dengan itu digelar juga Musyda organisasi Otonom Muhammadiyah tingkat daerah yaitu Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah. Hal tersebut di sampaikan Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Aceh Tenggara Masri Amin, SE, M.Si kepada Waspada melalui pers rilis Jumat (18/8).
Dikatakan, kegiatan Musyda akan dipusatkan di komplek Perguruan Muhammadiyah,Terandam, Kutacane, Masri Amin lanjut menerangkan bahwa kegiatan pada hari Sabtu,19 Agustus 2023 merupakan Pawai Ta’aruf seluruh komponen Keluarga Besar Muhammadiyah Aceh Tenggara beserta diikuti juga unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh beserta Ortom tingkat wilayah. Pawai dilaksanakan dengan rute seputar kawasan kecamatan Babussalam areal perkotaan dan sekitarnya.
Menurut Masri Amin, pada hari Minggu, 20 Agustus 2023 dilangsungkan acara Musyda dengan agenda utama untuk memilih Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Aceh Tenggara beserta Ortomnya masa khidmad 2022-2027, merumuskan kerangka umum program kerja dan beberapa rekomendasi strategis persyarikatan tingkat daerah. Musyda akan dibuka oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh dan turut dijadwalkan Pj.Bupati Aceh Tenggara Drs.Syakir,M.Si memberikan kata sambutan.
“Aceh Tenggara sebagai bagian dari Aceh yang menempatkan Syariat Islam sebagai nafas akan menjadi perhatian khusus dalam Musyda ini”, kata Masri Amin. “Terlebih posisi Aceh Tenggara yang pluralis dan menjadi serambi-nya Aceh yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara, tentu dinamikanya sangat berbeda dengan Kab/Kota lainnya di Aceh. Karena itu tema yang diambil Membumikan Islam Berkemajuan menemukan momentum”, lanjut nya.
“Islam Berkemajuan” yang dikembangkan Muhammadiyah merupakan suatu “pandangan keagamaan” yang digunakan sebagai pedoman warga persyarikatan untuk dapat menjalankan dakwah dengan konteks kekinian sebagai bingkai pemikiran Muhammadiyah dalam memasuki zaman yang kompleks. Dengan demikian, pemikiran atau penafsiran Islam harus selalu dikembangkan guna menghidupkan spirit pembaruan akan kemajuan peradaban umat Islam. Dengan demikian akan meneguhkan kembali jati diri persyarikatan”, tambahnya.
“Muhammadiyah punya peran panjang dan jejak di Aceh Tenggara. Peran positif itu tentu harus terus dilanjutkan ditengah tantangan Aceh Tenggara yang semakin kompleks. Muhammadiyah harus terus berkontribusi dan mencerahkan untuk Aceh Tenggara yang lebih baik. Generasi keluarga besar Muhammadiyah terdahulu mampu berkontribusi untuk Aceh Tenggara, diantaranya mengikhlaskan Masjid Taqwa milik keluarga besar Muhammadiyah menjadi Masjid (Agung) Kabupaten. Seharusnya keluarga besar Muhammadiyah kini terus mampu berkontribusi tanpa henti untuk kemajuan Bumi Sepakat Segenep mengikuti jejak generasi terdahulu”, tegasnya.
“Diharapkan Musyda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Aceh Tenggara Ke-15 ini akan melahirkan pimpinan Daerah yang dapat mewujudkan harapan segenap keluarga besar Muhammadiyah khususnya dan Masyarakat Aceh Tenggara umum-nya. Tradisi Muhammadiyah bermusyawarah mengedepankan keteduhan, dan dengan keteduhan melahirkan Pimpinan yang bervisi berkemajuan”, pungkas Masri Amin mengakhiri.(cseh)