BANDA ACEH (Waspada.id): Balai Jasa Konstruksi Wilayah (BJKW) I Banda Aceh bekerjasama dengan DPD I KNPI Aceh menggelar pelatihan dan uji kompetensi tenaga kerja konstruksi bidang pengelasan.
Ketua Panitia, Anne Novia Duana Siregar mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 30 peserta dan berlangsung mulai 15 – 20 Desember 2025.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemajuan SDM di bidang konstruksi yang berkelanjutan agar menghasilkan SDM yang produktif dan kompeten,” kata Anne Novia, Senin (15/12/25).
Ketua DPD I KNPI Aceh, Aulia Rahman yang diwakili Wakil Ketua, Mahdani A Manaf dalam sambutannya, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kerja sama dengan BJKW I yang sudah lama terjalin. KNPI Aceh mendorong para peserta yang sebagian besarnya anak muda untuk bisa produktif dan harus inovatif dalam segala bidang termasuk juga bidang konstruksi.

“Kami berharap para peserta pelatihan dapat mengikuti dan menyerap semua materi-materi yang disajikan oleh para instruktur,” kata Mahdani.
Kata dia, KNPI Aceh juga mengajak para peserta yang nantinya sudah mengikuti pelatihan dan bersertifikasi, dapat turun langsung ke lapangan untuk membantu rekontruksi pasca bencana yang menimpa Aceh saat ini khususnya dalam bidang pengelasan.
“Kami doakan semoga semua peserta dapat lulus uji kompetensi dan bisa membantu rekontruksi Aceh di daerah-daerah yang tertimpa musibah. Selain itu KNPI Aceh juga berharap ke depannya kegiatan seperti ini terus kita laksanakan secara bersama-sama,” kata Mahdani.
Sementara itu Kepala Subbagian Umum dan Tata Usaha, BJKW I Banda Aceh Pounna Faisal, dalam sambutannya saat membuka cara mengatakan, pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh penjuru tanah air membutuhkan tenaga kerja terampil yang kompeten sesuai bidangnya masing – masing.
“Para tenaga kerja konstruksi diharapkan dapat menjadi tenaga kerja konstruksi yang memiliki sertifikat kompetensi kerja,” kata Pounna Faisal.
Ia menjelaskan, untuk memenuhi kompetensi yang selaras dengan kebutuhan industri konstruksi dan nantinya dapat mendukung pembangunan tersebut, maka dibutuhkan pembekalan sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi bidang keilmuan jasa konstruksi.
Sehingga tenaga kerja konstruksi yang akan dihasilkan dari kegiatan ini nantinya benar-benar mengarah kepada spesialisasi dan sesuai dengan jabatan kerja yang dibutuhkan oleh industri konstruksi.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam mendukung peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur pada umumnya dan khususnya dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi Indonesia, sehingga nantinya akan mampu bersaing di dunia nasional dan internasional,” pungkasnya.(id66)











