IDI (Waspada): Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, merumahkan kembali belasan gajah jinak yang selama ini disiagakan di sejumlah Conservation Respon Unit (CRU) ke Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar. Meskipun tidak mendapatkan protes masyarakat, namun diharapkan BKSDA dapat merespon cepat ketika sewaktu-waktu terjadi konflik gajah liar.
Belasan gajah jinak yang ditarik antara lain dua individu gajah jinak dari CRU Serbajadi (Aceh Timur). Keduanya gajah jinak awalnya ditempatkan ke daerah pedalaman itu untuk menghalau gajah liar yang kerap turun ke pemukiman penduduk, sehingga BKSDA menempatkan empat gajah, namun dua diantaranya mati diracun tahun 2018 dan mati dibunuh gajah liar tahun 2022.
Camat Serbajadi, Taufik Hidayat, kemarin membenarkan gajah jinak di CRU Serbajadi telah ditarik kembali pihak BKSDA Aceh. “Kita menerima laporan dari keuchik setempat, bahwa dua gajah jinak yang selama ini disiagakan untuk melakukan mitigasi konflik gajah liar telah ditarik. Saat ini tidak ada lagi gajah jinak disana, mahoet (pawang—red) gajah juga ditarik ke BKSDA,” sebutnya.
Terkait penarikan gajah-gajah jinak dari sejumlah CRU di Aceh, pihak BKSDA Aceh belum mengeluarkan keterangan resmi. Namun disebut-sebut, pengembalian gajah jinak itu untuk penataran kembali di PLG Sare. Namun sumber lain menyebutkan, kondisi CRU yang tidak layak untuk penempatan gajah jinak di sejumlah daerah di Aceh.
Tak hanya gajah dari CRU Serbajadi, tetapi gajah dari sejumlah CRU lainnya juga telah ditarik ke Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar. Diantaranya, 4 gajah di CRU Cot Girek Kabupaten Aceh Utara dan 2 gajah dari CRU Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya, serta gajah dari CRU Alue Kuyuen Kabupaten Aceh Barat. (b11)