BANDA ACEH (Waspada.id): Baitul Mal Aceh (BMA) hingga pertengahan Oktober 2025 telah menyalurkan bantuan biaya hidup sebesar Rp3,219 miliar kepada 2.082 mustahik yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Bantuan yang bersumber dari dana zakat senif miskin tersebut ditransfer langsung ke rekening masing-masing penerima dengan nominal sesuai hasil verifikasi.
Anggota Badan BMA Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Mukhlis Sya’ya, mengatakan, kegiatan ini termasuk dalam bentuk bantuan konsumtif yang masih dipertahankan dalam program kerja BMA. Sehingga dapat membantu meringankan beban keluaga miskin yang sedang mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau pendidikan anaknya.
“Semoga bantuan finansial ini dapat meringankan beban pengeluaran keluarga kurang mampu sehingga mereka tidak perlu berutang ke rentenir atau mengorbankan kebutuhan esensial lainnya,” kata Mukhlis, Jum’at (24/10/2025).
Mukhlis mengatakan, program tersebut sebagai perwujudan dari tujuan utama zakat yakni membantu kaum fakir, miskin dan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik) untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kemudian membantu mereka keluar dari garis kemiskinan dan menjadi mandiri dengan program pemberdayaan.
Ia juga menambahkan, program bantuan biaya hidup ini merupakan kegiatan insidentil yang dibuka sepanjang tahun selama anggaran masih tersedia.
“Kita tidak mengumuman kegiatan ini di laman atau akun media sosial BMA tapi bagi masyarakat miskin yang sedang mengalami kesulitan keuangan berat untuk memenuhi kebutuhan hidup silahkan hubungi kantor BMA, nantinya amil yang akan melakukan verifikasi selanjutkannya,” ujar Mukhlis.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekretariat BMA, Didi Setiadi, menjelaskan, tujuan utama dari program tersebut antara lain untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok dan mendesak mustahik, meringankan beban hidup keluarga kurang mampu, serta membantu mahasiswa dan pelajar yang mengalami kesulitan dalam biaya pendidikan.
“Penerima bantuan ini umumnya untuk biaya dapur keluarga sehari-hari, bantuan bagi penjaga orang yang sedang dirawat di rumah sakit, tunggakan biaya pendidikan, biaya masuk pendidikan/daftar ulang, hingga bantuan biaya visum bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Adapun bantuan yang diberikan bervariasi mulai Rp1 juta – Rp4 juta tergantung hasil verifikasi amil BMA,” ujar Didi.
Didi mengharapkan, walaupun nomimal bantuan ynag diterima perkeluarga tidak terlalu besar, tapi setidaknya bisa memberikan harapan baru bagi mustahik untuk menjalani hidup lebih baik di masa depan.
“Bantuan ini diharapkan agar anak-anak mereka yang menjadi harapan kelurga tidak sampai drop out dari bangku sekolah atau kuliah. Selain itu dengan bantuan ini dapat tetap menjaga tingkat daya beli masyarakat miskin dan rentan terutama disaat barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga,” tutup Didi Setiadi.(id66)













