SIGLI (Waspada.id): Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Kepala BPBD Pidie, Muhammad Rabiul, menyampaikan imbauan tersebut pada Sabtu (21/11) sebagai langkah antisipatif terhadap curah hujan tinggi yang kini mulai terjadi di berbagai wilayah.
Menurut Rabiul, sejumlah kecamatan di Pidie telah berada dalam kategori rawan bencana, terutama daerah yang memiliki kontur perbukitan dan aliran sungai besar. Wilayah Tangse, Mane, dan Geumpang menjadi titik paling rawan longsor, sementara ancaman banjir turut meliputi 23 kecamatan lainnya.
“Kita imbau warga di seluruh Pidie tetap dalam situasi siaga dan waspada. Kehadiran hujan deras dan tingginya debit air sungai harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Sebagai langkah mitigasi, BPBD Pidie mendorong seluruh masyarakat untuk menghidupkan kembali tradisi gotong royong dalam membersihkan lingkungan.
Rabiul meminta warga untuk membersihkan sungai dari batang bambu patah yang dapat menghambat aliran air, serta memastikan got dan parit di kawasan kota maupun permukiman dapat mengalir dengan baik.
Ia menegaskan bahwa kesadaran lingkungan tidak hanya berhenti pada kegiatan pembersihan, tetapi juga diwujudkan dengan tidak membuang sampah ke badan-badan air.
Dalam imbauannya, Rabiul memberikan perhatian khusus kepada warga yang tinggal di sepanjang sempadan sungai. Ia meminta mereka meningkatkan kewaspadaan dan segera melakukan evakuasi mandiri apabila terjadi hujan lebat yang disertai kenaikan tinggi muka air.
“Bagi masyarakat di daerah sempadan sungai, siaga tinggi sangat diperlukan. Jika tinggi muka air sudah meningkat di alur sungai, jangan menunggu instruksi — segera lakukan evakuasi mandiri demi keselamatan,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa ancaman banjir dan longsor merupakan bagian dari siklus tahunan bencana hidrometeorologi yang rutin terjadi di Aceh, termasuk Pidie. Karena itu, langkah antisipatif harus dilakukan secara cepat, terukur, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Saatnya kita semua lebih peduli terhadap bahaya banjir dan longsor. Peringatan dini BMKG harus dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan,” tambahnya.
BPBD Pidie juga mengimbau warga agar secara berkala memperbarui informasi terkait kondisi cuaca melalui kanal resmi BMKG. Masyarakat diminta mengikuti perkembangan prakiraan cuaca di tingkat kecamatan melalui platform daring BMKG, sehingga dapat mengambil langkah mitigasi yang tepat dan cepat ketika terjadi hujan berkepanjangan atau potensi cuaca ekstrem lainnya.
Rabiul menegaskan komitmen BPBD Pidie untuk terus memantau kondisi lapangan, berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, aparat gampong, dan relawan kebencanaan.
Dengan kolaborasi seluruh pihak, ia berharap dampak bencana dapat diminimalkan. “Kami mengajak seluruh warga Pidie, aparat desa, dan relawan untuk saling berkoordinasi. Kesiapsiagaan kolektif adalah kunci utama menghadapi bencana,” tutupnya.
Dengan meningkatnya dinamika cuaca, berbagai elemen masyarakat diminta untuk tetap waspada, saling mengingatkan, dan bersama-sama menjaga lingkungan demi mengurangi risiko bencana di Kabupaten Pidie.(id69)












