SIGLI (Waspada.id): Bantuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen-) Republik Indonesia disalurkan kepada sejumlah sekolah di Kabupaten Pidie yang terdampak banjir.
Bantuan tersebut diserahkan oleh Bunda PAUD Kabupaten Pidie, Hj Rohana Razali,STP, bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pidie, Rabu (17/12), sebagai bagian dari pemulihan pascabanjir 26 November 2025.
Bantuan yang disalurkan berupa paket kebutuhan pendidikan serta voucher bantuan tunai senilai Rp20 juta untuk masing-masing sekolah penerima. Tiga sekolah dasar yang menerima bantuan voucher tersebut yakni SD Negeri Dayah Tanoh, SD Negeri 1 Kecamatan Mutiara Timur, dan SD Negeri 4 Kecamatan Mutiara Timur.
Selain bantuan tunai, ketiga sekolah juga menerima bingkisan penunjang kegiatan belajar mengajar. Sementara itu, PAUD Nurussalam Lamkawe, Kecamatan Kembang Tanjong, menerima bantuan dalam bentuk paket kebutuhan peserta didik usia dini berupa susu, kue atau roti, alat tulis, buku bacaan, serta perlengkapan mewarnai.
Bunda PAUD Kabupaten Pidie, Hj Rohana Razali, mengatakan bantuan tersebut merupakan amanah dari pemerintah pusat yang disalurkan untuk membantu satuan pendidikan yang terdampak langsung banjir.
Namun, ia menegaskan bahwa bantuan ini tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pembenahan infrastruktur sekolah yang rawan bencana.
“Bantuan ini diharapkan dapat membantu pemulihan kegiatan belajar mengajar. Tetapi persoalan mendasar di beberapa sekolah, khususnya SD Negeri Dayah Tanoh, adalah kondisi bangunan yang sangat rendah dan selalu terendam banjir setiap musim hujan,” ujar Hj Rohana Razali.
Dalam kunjungannya ke SD Negeri Dayah Tanoh, Kecamatan Mutiara Timur, Hj Rohana Razali menyoroti perlunya pembangunan gedung sekolah dua lantai sebagai solusi jangka panjang. Menurutnya, tanpa perbaikan struktur bangunan, aktivitas pendidikan akan terus terganggu setiap kali banjir terjadi.
“Bangunan sekolah ini sudah tidak memadai. Perlu dibangun dua lantai agar ruang guru, kantor kepala sekolah, perpustakaan, dan laboratorium berada di atas dan aman dari banjir,” tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie, Yusmadi Kasem, MPd, mengungkapkan bahwa banjir 26 November 2025 berdampak signifikan terhadap sarana pendidikan.
Berdasarkan pendataan Disdikbud, sedikitnya delapan sekolah mengalami kerusakan paling parah dan membutuhkan penanganan serius. Delapan sekolah tersebut yakni SD Negeri Dayah Tanoh, SD Negeri 2 Adan, SD Negeri 1 Beureunuen.
Lalu, SD Negeri 4 Beureunuen, SMP Negeri 5 Mutiara, SD Negeri Kandang Kecamatan Kembang Tanjong, SD Negeri Lamkawe Kecamatan Kembang Tanjong, serta SD Negeri Cot Jaja, Kecamatan Simpang Tiga.
Yusmadi menambahkan, SD Negeri Dayah Tanoh merupakan salah satu sekolah dasar berprestasi dengan jumlah peserta didik terbanyak. Namun, letak bangunan yang berada di kawasan rawan banjir membuat sekolah tersebut membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun pusat.
“Sekolah ini berprestasi dan muridnya banyak, tetapi setiap banjir proses belajar mengajar terganggu. Karena itu, pembangunan gedung sekolah yang lebih aman dan ramah bencana harus menjadi prioritas agar hak pendidikan anak-anak tidak terus dikorbankan,” pungkasnya. (id69)











