SIGLI (Waspada): Penjabat (Pj) Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto M.Si, Senin (2/1) mengungkapkan daerah yang dipimpinnya tersebut sukses menggelar Pekan Olahraga Aceh (Pora) XIV 2022, serta berhasil menjadi juara umum pada event olahraga terbesar empat tahunan itu.
Kata dia, keberhasilan dan kesuksesan tersebut merupakan sebuah keajaiban dari kokohnya kebersamaan yang terjalin selama Pora itu berlangsung. “Keberhasilan ini tidak bisa dipungkiri sebagai sebuah keajaiban. Tetapi pada intinya tanpa kebersamaan kita langsung mapun tidak langsung, kemenangan ini mustahil diraih” demikian Ir Wahyudi Adisiswanto menyampaikannya pada Apel bersama, Senin, (2/1).
Dia mengungkapkan, jauh sebelum kegiatan itu berlangsung banyak kalangan mencibir dan bahkan meragukan bila kegiatan sebesar itu bisa sukses dilaksanakan. Apalagi mengingat kondisi keuangan, ditamabah lagi diinternal Pemkab Pidie tidak solid.
Begitupun sebut dia, Pidie yang minim atlet, akan tetapi semua itu harus diakui, bahwa kenyataanya Pidie mampu meraih juara umum Pora XIV 2022 dengan total 292 medali. Dengan rincian medali emas 123, perak 76 dan medali perunggu 93.
“ Pada sisi sukses prestasi, semua tahu Pidie mana ada atlit, tetapi harus kita akui banyak hal ajaib, kenyataanya Pidie bisa menjadi juara umum Pora XIV 2022” katanya.
Lanjut dia, dengan adanya kebersamaan yang terjalin baik, kemenangan itu bisa terjadi. Meskipun jauh sebelumnya banyak pihak meragukan bila Pidie akan sukses menjadi tuan rumah Pora XIV 2022 apalagi bisa menjadi juara umum.
Juara umum yang diraih oleh Pidie, ini pun tercatat jauh dari Runnerup yang hanya mampu mengumpulkan 100 medali emas, angka ini jauh dari peroleh Pidie selaku tuan rumah yang mampu mengumpulkan 123 medali emas. Prestasi yang diraih Pidie ini bukan main-main, “ dan kita harus bangga. Publis dan espos secara nasional, bahwa Pidie ini hebat” katanya.
Terkait dengan pembangunan venue olah raga di Kabupaten Pidie, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat merekomendasi Kabupaten Pidie memperoleh lima venue dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain jauh lebih sedikit dibawah Kaupaten Pidie. Daerah lain untuk mendapat satu venue saja harus rebutan, sedangkan Kabupaten Pidie mendapat lima venue.
Rekomendasi KONI pusat ini, kata Ir Wahyudi Adisiswanto, ini penting karena akan didorong dan dibantu untuk menuntaskan pembangunan. “ Kita Pidie dapat venue sepatu roda, venue trek atletik, venue Taekwondo/beladiri, venue badminton, lapangan trek atletik, dan venue arungjeram di Kecamatan Mane” katanya.
Dengan adanya rekomendasi KONI Pusat, ini menunjukkan bahwa Kabupaten Pidie sudah layak dan mempunyai sndar bahwa bebe rapa venue Cabang Olangraga (cabor) di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh sudah standar internasional. “ Ini Namanya kita sudah sukses venue, kalau tidak kita tidak dilirik dan sudah bisa dikatan luar biasa progresnya” katanya.

Pidie Terkena Polio
Pj Bupati Ir Wahyudi Adisiswanto dalam kesempatan itu juga menyampaikan Kabupaten Pidie ditengah pihaknya sedang sibuk-sibuk mempersiapkan penyelenggaraan Pora XIV 2022, tiba-tiba masyarakat didaerah itu dihebohkan dengan penemuan beberapa anak terjangkit penyakit polio. Sontak saja informasi itu mendunia, sehingga perlu segera dilakukan pencegahan dengan segera melakukan imunisasi polio.
Seabnyak 1000 pesilat cilik yang kala itu sedang melakukan Latihan silat di Alun-alun Kota Sigli, menerima imunisasi polio. Informasi 1000 pendekar pencak silat cilik terima imunisasi polio juga menjadi kabar dunia, bahwa ternyata anak-anak Pidie kuat-kuat, meskipun sebelumnya Kabupaten Pidie terkenal dengan wabah polio yang menggambarkan, daerah itu kumuh dan miskin.
“ Dilihat dari luar, Kabupaten Pidie ini masih kumuh, anaknya lemah-lemah, konflik terus menurus dan miskin. Tetapi alhamdulillah Imunisasi masal di Alun-alun yang dilakukan oleh 1000 anak pesilat dan itu disorot dunia. Eh ternyata anak anak Pidie kuat-kuat. Tiga minggu kejar target vaksin polio sukses” kata Ir Wahyudi Adisiswanto.
Pengungsi Rohingya
Selanjutnya, kata Ir Wahyudi Adisiswanto, ditengah seluruh masyarakat Pidie larus dalam zikir peringatan musibah tsunami 26 Desember 2004. Tiba-tiba sebanyak 174 orang pengungsi muslim Rohingya terdampar di perairan Gampong (desa) Ujong Pie, Kecamatan Muara Tiga.
Kedatangan rombongan manusia perahu tersebut di Pidie ditengah negara-negara lain tidak menerima mereka, namun sebut Ir Wahyudi Adisiswanto pada saat itulah masyarakat Pidie, Provinsi Aceh, ini bersedia menerima dan membatu mereka dengan meberikan tempat penampungan sementara kala itu di SMPN 2 Cure, Kecamatan Muara Tiga.
“ Kemarin, Minggu (1/1) sebanyak 174 orang pengungsi etnis Rohinya, Myanmar sudah ditempatkan di bekas gedung Panti Asuhan Minaraya, Kecamatan Padang Tijie” kata Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto.
Dengan kerendahan hati, masyarakat Pidie menerima kedatangan pengungsi muslim Rohingya, Myanmar dengan begitu tulus. “ Sampai bayi-bayi digendong rame-rame, dikasih makan, dikasih baju semua. Tetapi sikap pengungsi tersebut masih seenaknya juga. Namun, karena disorot oleh UNHCR dan IOM, kita tetap perlakukan dengan baik” tandasnya (b06)