PIDIE (Waspada.id): Bupati Pidie, H. Sarjani Abdullah, SH, MH, Senin (1/12), menegaskan pentingnya percepatan informasi di lapangan untuk memudahkan pemulihan pasca banjir yang melanda Kabupaten Pidie selama seminggu terakhir.
Ia menyampaikan, data yang akurat sangat diperlukan dalam pembangunan, terutama untuk menilai dampak banjir terhadap rumah warga, infrastruktur, fasilitas umum, dan saluran sungai.
“Hari ini, kita dorong informasi dari lapangan. Wartawan diminta bersama-sama membantu masyarakat terdampak dengan publikasi yang jelas dan akurat. Kita ingin masyarakat mendapatkan informasi yang benar, agar tidak terjadi kepanikan,” kata H. Sarjani Abdullah, dalam jumpa Pers di Kantor Bupati, Senin (1/11).
Dalam kegiatan itu H Sarjani didampingi Sekda Pidie Drs. Samsul Azhar, Asisten 1 Nadhar Putra, Plt Asisten II Apriadi, Kadis Kesehatan dr. Dwi Wijaya, Juru Bicara Bupati Andi Firdaus (Lancok), Kepala Bapeda Isnaini Ibrahim, dan Plt Kadis PUPR Muntaza.
Menurut Bupati, banjir yang terjadi akibat hujan deras selama satu minggu menyebabkan air meluap hingga masuk ke permukiman warga. Tim pertama yang diterjunkan, terdiri dari BPBD, PUPR Pidie, dinas teknis terkait lainya, TNI, Polri, dan unsur masyarakat, langsung melakukan evakuasi warga terdampak. Namun, penanganan awal difokuskan di posko pengungsi, belum ke rumah warga, untuk memastikan keselamatan masyarakat di tengah kondisi darurat.
“Sekarang fokus kami adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Bantuan logistik dan kesehatan sudah mulai disalurkan. Secara paralel, pendataan fasilitas umum, infrastruktur, rumah warga, dan sungai-sungai dilakukan sesuai wilayah kerja masing-masing. Beberapa lembaga juga sudah siap membantu dalam bentuk penanganan darurat, agar masyarakat segera lepas dari kondisi kritis,” jelas Bupati.
Sekda Pidie, Samsul Azhar, menambahkan, pemerintah daerah sedang menyiapkan langkah-langkah pemulihan jangka menengah dan panjang. “Kami sedang memprioritaskan pembersihan lokasi terdampak, perbaikan saluran dan sungai yang tersumbat, serta penanganan kerusakan rumah dan fasilitas umum. Semua data sudah dikumpulkan, dan pemkab terbuka bagi pihak manapun yang ingin membantu penanganan darurat maupun rehabilitasi. Warga diimbau tetap bersabar dan tidak panik,” ujarnya.
Sekda Pidie, juga menanggapi isu kelangkaan kebutuhan pokok, seperti BBM dan telur. Ia menegaskan, keterlambatan pasokan BBM disebabkan oleh terganggunya aliran listrik, sementara kelangkaan telur karena daerah produksi di Medan, Sumut, juga terdampak banjir.
“Listrik yang sempat putus akan dipulihkan paling lambat Sabtu depan. Gas tidak ada masalah, hanya kepanikan masyarakat yang membuat pasokan terlihat langka,” kata H. Sarjani.
Lebih lanjut, Bupati menyebutkan, sebanyak 40 titik mengalami kerusakan pasca banjir, mulai dari rumah warga, jalan, hingga fasilitas umum. Pemerintah akan melakukan pemulihan secara bertahap, termasuk program rehabilitasi dan rekonstruksi.
Ia menekankan, wartawan diharapkan aktif mempublikasikan perkembangan ini agar masyarakat tetap mendapat informasi jelas dan tidak termakan isu keliru.
Sekda Samsul Azhar menambahkan, koordinasi dengan pihak terkait terus dilakukan untuk memastikan pemulihan berjalan lancar. “Kami sudah menyiapkan skema kerja yang melibatkan semua OPD, TNI/Polri, lembaga sosial, serta masyarakat.
Prioritas utama adalah keselamatan dan kebutuhan dasar warga, dilanjutkan dengan pembersihan, perbaikan infrastruktur, dan rehabilitasi rumah. Kita ingin masyarakat kembali normal secepat mungkin,” kata Samsul Azhar.
Banjir yang melanda Pidie ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan dan pemeliharaan saluran air serta infrastruktur.
Pemkab Pidie berharap, melalui koordinasi semua pihak, proses pemulihan pasca banjir dapat berjalan cepat, tepat sasaran, dan membawa dampak positif bagi masyarakat terdampak. (id69)












