JAKARTA (Waspada.id): Bupati Aceh Besar Syech Muharram meminta pelaksana proyek panas bumi Seulawah untuk bekerja lebih giat, agar rencana pemanfaatan panas bumi di Seulawah bisa terlaksana.
Hal tersebut disampaikan oleh Syech Muharram dalam rapat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Kamis (9/10).
Rapat yang dipimpin oleh Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo, ini turut dihadiri Kepala Dinas Energi dan Sumber daya Mineral (DESDM) Aceh Taufik, ST, MSi dan perwakilan PT Geothermal Energy Seulawah (GES).
Sebagaimana diketahui perusahan PT GES merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh PT PEMA dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Rapat tersebut membahas bagaimana pembebasan lahan yang hingga saat ini masih terkendala dan masih dalam tahapan negosiasi antara perusahaan dengan pemilik lahan.

Bupati Aceh Besar Syech Muharram meminta agar perusahaan lebih aktif mendekati masyarakat dengan melibatkan seluruh tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat, seperti Imum Mukim.
“Saya minta pihak perusahan hendaknya lebih pro aktif dalam menyelesaikan masalah pembebasan lahan. Tentu dengan melakukan pendekatan dan melibatkan seluruh pihak, termasuk tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat. Insya Allah persoalan ini akan selesai,” harap Syech Muharram.
Sementara itu, kepada pihak Kementerian ESDM dan pihak PT GES, Syech Muharram juga mengatakan, pihaknys akan membentuk tim kerja yang akan membantu proses pembebasan lahan di kawasan proyek panas bumi itu.
“Kami meminta agar perusahaan dan semua stake holder yang terlibat dalam pekerjaan ini untuk lebih serius. Jangan sampai proyek ini batal. Kami sangat mendukung dan menginginkan agar proyek panas bumi ini bisa berdiri di Aceh Besar. Ini akan sangat membantu perekonomian daerah dan juga membantu ekonomi masyarakat,” katanya.
Ia meminta agar PT GES bisa lebih meningkatkan sinergi dengan pemerintah daerah, baik Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo. Menurutnya, hasil studi kelayakan harus segera disampaikan kepada Menteri ESDM.
“Saya harap proyek ini harus dipastikan terlaksana sebelum April 2026, jika tidak, maka akan batal,” katanya
Pihak perusahaan mengatakan mereka akan membebaskan sekitar 8 hektare lahan masyarakat yang akan menjadi lokasi pengeboran tahap awal. Penancapan alat pengeboran (rig) akan dilakukan pada awal November 2025 dan pengeboran titik pertama akan dilakukan pada Desember 2025.
“Jika tanpa halangan, proyek panas bumi akan bisa dimanfaatkan pada 2029,” sebut pihak PT GES. (id65)