IDI (Waspada): Selama berada di tanah suci Mekah dan Madinah, jamaah Calon Haji (calhaj) diminta untuk mendengarkan aba-aba ketua regu (karu) yang telah di tunjuk diantara calhaj di setiap kabupaten/kota.
“Jamaah calhaj kami minta ‘pegang’ karu, apapun yang disampaikan karu adalah turunan dari ketua rombongan (karom). Dan setiap aba-aba dari karom itu adalah turunan dari ketua kloter,” ujar Kasi Penyelenggaraan Haji/Umrah Kantor Kemenag Aceh Timur, Tgk Drs. H Muzakir, MA, kepada Waspada, Rabu (15/6).
Bergerak dari dari penginapan, lanjut dia, para calhaj harus mendapat persetujuan karu, baik untuk beribadah di masjid, ziarah, maupun mencari suatu kebutuhan lainnya di pasar. Perlu diketahui, karu dipilih dan ditugaskan untuk mengurusi jamaah calhaj dari satu regu.
“Setiap regu memiliki 10-15 jamaah calhaj dan dikoordinir oleh karu yang dianggap mampu dan bisa. Jadi, disaat jamaah calhaj hendak bepergian harus sepengetahuan karu di regunya,” timpa Muzakir.
Begitu juga pemberangkatan dan pemulangan, lanjut Muzakir, jamaah calhaj perlu membantu karu dalam memilih dan memilah koper dari bagasi, sehingga tidak tertukar dengan koper jamaah calhaj dari kabupaten/kota lainnya.
Muzakir mengingatkan kembali, ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang diwajibkan terhadap umat Islam yang sudah dewasa, berakal dan mampu. Oleh sebabnya, diharapkan jamaah calhaj yang diberangkatkan tahun ini benar-benar memanfaatkan waktu untuk beribadah selama berada di Mekah dan Madinah.
“Jika sudah selesai melaksanakan ibadah haji, maka manfaatkan waktu senggang selama di Mekah, untuk mengerjakan ibadah umrah sunat. Begitu juga saat berada di Madinah, agar dimanfaatkan untuk berziarah ke Makam Rasulullah, Baqi, dan beribadah di raudhah,” pungkas Muzakir. (b11).
Teks Foto: PERSIAPAN BERANGKAT: Kasi PHU Kantor Kemenag Aceh Timur, H Muzakir, bersama stafnya menghitung koper jamaah calhaj Aceh Timur, menjelang keberangkatan di Kantor Kemenag Aceh Timur di Idi, Rabu (15/6). Waspada/M Ishak
