SIGLI (Waspada.id): Iswadi, S.H.I, tidak sekadar hadir sebagai camat. Pada Sabtu, (22/11), ketika sebagian besar pegawai menikmati akhir pekan, Camat Peukan Baro itu justru menapaki jalan-jalan kecil di pedalaman kecamatannya.
Ia bergerak sejak matahari meninggi, menyusuri 48 gampong untuk memastikan satu perkara: penyaluran Bantuan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) benar-benar tepat sasaran.
Bantuan CPP untuk periode Oktober–November kali ini tampak sederhana—satu paket berisi 20 kilogram beras dan empat liter minyak goreng untuk setiap keluarga penerima manfaat. Namun bagi pemerintah, ketepatan sasaran adalah urusan yang tidak bisa dianggap enteng. Kesalahan satu nama saja dapat memicu protes, apalagi bila terjadi selisih kuota.
Karena itulah Iswadi turun langsung. Di setiap pos penyaluran, dia berdiri di sisi meja distribusi, mencocokkan daftar nama penerima dengan data resmi DTKS. “Kami ingin memastikan bantuan tiba kepada warga yang berhak, tanpa selisih jumlah,” katanya, sambil memegang daftar gampong yang telah diberi penanda.
Ia mengincar tiga hal dalam pengawasan: kecocokan data penerima, kesesuaian jumlah bantuan, dan kelancaran proses penyerahan. Bila antrean memanjang, ia meminta perangkat gampong menambah petugas pencatat.
Bila ada warga yang mempertanyakan perubahan nama dalam DTKS, ia mendengarkan dengan telaten, kemudian mencatat setiap keluhan. “Perubahan data memang kerap membingungkan warga. Semua kita catat dan laporkan,” ujarnya.
Di beberapa gampong, persoalan teknis muncul, daftar hadir yang belum sinkron, nomor KK yang berubah, atau warga lansia yang tidak bisa mengambil bantuan sendiri. Iswadi mengarahkan tim Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan untuk segera menindaklanjuti, termasuk membuat mekanisme pendampingan bagi penerima yang rentan.
Penyaluran bantuan di Peukan Baro berlangsung serentak sejak pagi. Perangkat gampong mengatur alur antrean, membagi kelompok berdasarkan dusun, hingga memastikan setiap penerima difoto sebagai bukti. TKKSK mencatat dokumentasi, sementara staf kecamatan mengumpulkan laporan per titik.
Menjelang siang, rombongan Forkopimcam ikut bergabung. Kapolsek Peukan Baro, AKP Kusman, memerintahkan Bhabinkamtibmas untuk mendampingi seluruh titik pembagian demi memastikan keamanan dan mencegah keluhan yang tidak terkontrol. Dari Koramil 06/Peukan Baro, para Babinsa dikerahkan untuk menjaga situasi tetap kondusif, terutama di lokasi dengan penerima dalam jumlah besar.
Di satu gampong, Babinsa membantu mengatur jalur antrean ketika warga mulai menumpuk. Di gampong lain, Bhabinkamtibmas menjelaskan prosedur kepada warga yang belum memahami perubahan sistem pendataan. Kolaborasi lintas lembaga itu membuat proses penyaluran berlangsung tanpa gesekan berarti.
Hingga sore hari, setelah lebih dari delapan jam mengunjungi satu demi satu gampong, Iswadi menutup catatan lapangannya. Semua laporan menunjukkan distribusi bantuan berjalan lancar, tertib, dan sesuai kuota. Pemerintah kecamatan menyiapkan dokumen lengkap untuk disampaikan kepada instansi kabupaten sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Di tengah lelahnya, Iswadi menyampaikan pesan yang menjadi sorotan hari itu: “Kami mengawal pendistribusian ini agar tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran. Ini soal memastikan hak warga terpenuhi.” katanya.
Sore itu, ketika matahari condong ke barat, Iswadi masih menyempatkan berbincang dengan beberapa warga di titik terakhir kunjungannya. Dalam foto yang diambil, ia berbaju biru, berdiri di antara karung-karung beras, menunjukkan bahwa pengawasan memang bukan sekadar formalitas, melainkan kerja lapangan yang nyata.(id69)
