SUBULUSSALAM (Waspada): Honor para aparatur kampong (Kepala Kampong, BPG dan Pengurus Jamaah) Triwulan I (Januari – Maret 2023) dibayar Maret ini, lalu hutang Pemko dua triwulan (III dan IV 2022) akan menyusul.
“Kita sudah meminta kepada pimpinan dan disetujui didahulukan pembayaran honor triwulan I 2023, disusul membayar hutang 2022,” jelas Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Kampong (DPMK) Kota Subulussalam, Irwan Faisal, SH (foto) kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (3/3).
Faisal meyakinkan, jika persoalan honor aparatur kampong 2022 jelas akan dibayar Pemko karena sudah merupakan hutang dan tidak ada alasan hangus atau tidak dibayar.
Mendahulukan bayar honor triwulan I 2023 bukan berarti sisa hutang 2022 menjadi hangus. Dikatakan, hutang di sana harus dibayar, hanya saja masih menunggu terbit Peraturan Wali Kota (Perwal) Kurang Bayar yang diprediksi selesai Maret 2023 dan diharapkan bisa dibayar penuh untuk dua triwulan.
“Inisiatif Pemko, didahulukan triwulan I 2023 dan segera menyusul sisa kurang bayar 2022 setelah Perwal Kurang Bayar terbit dan diharapkan bisa langsung dua triwulan yang sudah menjadi hutang,” jelas Faisal.
Namun Faisal tegaskan jika Perwal Kurang Bayar konflit persoalan Pemko. Alasan dia, bisa jadi pada sejumlah dinas atau SKPK juga ada persoalan sisa hutang 2022 atau kurang bayar. Karenanya, Perwal Kurang Bayar tidak hanya khusus untuk DPMK, tetapi semua dinas yang punya persoalan sama dengan DPMK.
Tepat Sasaran
Diketahui, pasca Pilkampong serentak dan Pelantikan 49 Kepala Kampong akhir 2022 lalu, terhadap sejumlah aparatur kampong dikabarkan diganti. Kondisi ini memastikan kepala kampong harus bijak menyiasati pembayaran honor agar tepat sasaran.
Dikonfirmasi sebelumnya terkait dasar Pemko menunda pembayaran enam bulan honor aparatur kampong 2022 dan kapan dibayar, Plt. Asisten I Setdako, H. Sairun, S.Ag, M.Si sebut membahasnya setelah pulang dari Jakarta.
“Sepulang saya dari Jakarta, saya akan bahas soal itu dan nanti akan saya sampaikan,” pesan Sairun.
Kabag Hukum Setdako, Supardi, SH dikonfirmasi sejak, Rabu (1/3) terkait proses pembuatan sebuah Perwal, belum direspon. Coba ditemui ke kantor wali kota, Jumat (3/3) juga gagal. “Saya sedang di Banda Aceh,” WA Supardi, Jumat (3/3).
Pantauan, bahkan ramai di media sosial, tak kecuali berita media online dan cetak yang beredar di kota ini persoalan honor aparatur kampong Kota Subulussalam nyaris menjadi konsumsi publik yang tidak berkesimpulan. (b17)