KUTACANE (Waspada): Diduga dikerjakan asal jadi, proyek pembangunan parit PON XXI di Ketambe Aceh Tenggara yang baru dibangun, akhirnya ambruk.
Ambruknya parit PON XXI Aceh -Sumut di Kute (Desa) Ketambe Kecamatan Ketambe Aceh Tenggara tersebut, tak ayal membuat publik bereaksi dan jadi perbincangan warga.
Pasalnya, ujar Ketua Komunitas Pemantau Korupsi Nusantara (KPK-N), Junaidi Sinage, proyek parit Perkimtan sebagai pendukung cabor Arung Jeram PON, biaya terbilang besar dan menjanjikan.
Namun sayangnya, jika dilihat dari hasil pekerjaan rekanan pembangunan parit tersebut sangat mengecewakan, karena belum sampai sebulan selesai dibangun, parit yang diduga dikerjakan asal jadi tersebut telah rusak dan sebagian ambruk.
“Informasi yang kami terima dari berbagai sumber menyebutkan, untuk pembangunan parit sepanjang ratusan meter tersebut disebut-sebut menelan biaya Rp600 juta. Namun mirisnya alokasi biaya ternyata tak sesuai dengan hasil kerja rekanan yang dipercayakan pada CV B,” sebutnya.
“Sejak awal dibangun, memang banyak pihak yang meragukan kualitas pekerjaan rekanan, terutama material bahan semen yang digunakan tukang,” tambah Junaidi.
Jadi, kata Junaidi, wajar saja jika belum genap satu bulan selesai dibangun, proyek parit yang masuk dalam kegiatan pendukung Arung Jeram PON XXI tersebut ambruk.
Agar tidak mengakibatkan terjadinya pemborosan keuangan daerah yang bersumber dari APBK Agara 2024 tersebut, akibat rendahnya kualitas pekerjaan rekanan, Junaidi Sinage, aktivis anti Korupsi tersebut, mendesak pihak Inspektorat dan BPKP segera turun tangan.
Kadis Perkimtan Agara, Edi Suvriadi.ST melalui PPK proyek Parit PON di Ketambe, Rabu (9/10) membenarkan rusak berat dan ambruknya proyek parit pendukung Arung Jeram PON tersebut.
“Nilai paket proyek pembangunan parit PON XXI tersebut, sebesar Rp500 juta lebih, meski telah ambruk dan rusak berat, namun proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan dan masih bisa diperbaiki,” ujar Junaidi.(cseh/b16)













